Fakta 5 Jenis Penyakit Hepatitis dan Cara Pencegahannya yang Perlu Diketahui

30 Juli 2021, 16:10 WIB
Ilustrasi penyakit hepatitis. /Pixabay

PR DEPOK - Pada dasarnya, siapapun ingin terhindar dari berbagai macam penyakit baik yang tidak atau menular sekalipun, salah satunya penyakit hepatitis.

Penyakit hepatitis termasuk jenis penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian.

Bahkan, tercatat lebih dari 1 juta orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit hepatitis.

Baca Juga: Dilabeli sebagai Sosok yang Kerap Menyalahkan Orang Lain, 4 Zodiak Berikut Dianggap Suka Playing Victim

Sebagai informasi, ada 5 jenis penyakit hepatitis yang berbeda dalam tingkat penyebaran dan masalah kesehatan yang ditimbulkan.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara, berikut ini fakta penyakit hepatitis mulai dari penyebab, gejala, dan cara pengobatan.

1. Hepatitis A

Jenis penyakit hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV) yang mengakibatkan infeksi hati.

Baca Juga: Jokowi Sebut Rakyat Menjerit Ketika Semi Lockdown, Rachland Nashidik: Karena Lapar Pak

Virus HAV ditemukan dalam tinja dan darah orang yang terinfeksi.

Penyakit ini sangat menular, bahkan bisa menyebar melalui kontak pribadi dengan orang yang terinfeksi atau melalui makan-makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Gejala hepatitis A antara lain kelelahan, mual, sakit perut, dan penyakit kuning.

Hepatitis A kebanyakan tidak akan menjadi penyakit jangka panjang.

Cara terbaik untuk mencegah hepatitis A adalah dengan mendapatkan vaksinasi.

Baca Juga: Bandingkan Orde Baru dan Saat Ini, Ali: Dulu RI Dikagumi Dunia karena Ekonomi Maju, Kini Ditakuti karena Covid

2. Hepatitis B

Ini adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV).

Hepatitis B menyebar ketika darah, air mani, atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi virus masuk ke tubuh orang yang tidak terinfeksi.

Untuk diketahui, tidak semua orang yang baru terinfeksi HBV memiliki gejala, tetapi bagi mereka yang mengalaminya, gejalanya bisa berupa kelelahan, nafsu makan buruk, sakit perut, mual, dan penyakit kuning.

Hepatitis B tergolong penyakit jangka pendek, tetapi bisa menjadi infeksi kronis jangka panjang yang mengancam jiwa seperti sirosis atau kanker hati.

Baca Juga: Tegas Tak Akan Lockdown, Jokowi Minta Pengusaha UMKM Kerja Lebih Keras dan Bertahan Sekuat Tenaga

Cara mencegah hepatitis B dengan mendapatkan vaksinasi.

3. Hepatitis C

Ini adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C menyebar melalui kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi.

Saat ini, kebanyakan orang terinfeksi virus hepatitis C dengan berbagi jarum suntik atau peralatan lain yang digunakan untuk menyiapkan dan menyuntikkan narkoba.

Pasien dengan hepatitis C kronis kebanyakan tidak memiliki gejala dan tidak merasa sakit. Jika gejala muncul, kondisi tersebut merupakan tanda penyakit hati lanjut.

Baca Juga: Lionel Messi Kembali ke Barcelona untuk Tandatangani Kontrak Baru Berdurasi Lima Tahun

Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menghindari perilaku yang dapat menyebarkan penyakit, terutama penggunaan narkoba jarum suntik karena tidak ada vaksin penyakit ini.

Penting pula melakukan tes hepatitis C karena perawatan dini dapat menyembuhkan pasien dalam 8 sampai 12 minggu.

4. Hepatitis D

Dikenal sebagai hepatitis delta yang disebabkan virus hepatitis D (HDV), penyakit hepatitis D hanya terjadi pada orang yang juga terinfeksi virus hepatitis B.

Baca Juga: Syarat dan Panduan Daftar BLT Dana Desa 2021 dan Cara Cek Online Penerima Bantuan di sid.kemendesa.go.id

Penyebaran terjadi ketika darah atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi virus masuk ke tubuh seseorang yang tidak terinfeksi.

Hepatitis D bisa menjadi infeksi akut jangka pendek atau menjadi infeksi kronis jangka panjang.

Efeknya dapat menyebabkan kerusakan hati seumur hidup dan bahkan kematian.

Fakta lainnya, orang bisa sekaligus terinfeksi virus hepatitis B dan D secara yang dikenal sebagai koinfeksi, atau terkena hepatitis D setelah pertama kali terinfeksi virus hepatitis B yang disebut superinfeksi.

Baca Juga: Arab Saudi Cekal Warganya 3 Tahun ke Indonesia dan Negara Lain, HNW: Bukan karena Emosi, untuk Lindungi WN

Tidak ada vaksin untuk mencegah hepatitis D, tetapi pencegahan hepatitis B dengan vaksin hepatitis B juga melindungi terhadap infeksi hepatitis D.

5. Hepatitis E

Penyakit hepatitis E disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV) yang ditemukan dalam tinja orang yang terinfeksi.

Penyakit ini sangat menular, dan bisa menyebar melalui kontak pribadi dengan orang yang terinfeksi atau melalui makan-makanan atau minuman yang terkontaminasi, bahkan dalam jumlah mikroskopis.

Di negara berkembang, orang paling sering terkena hepatitis E dari air minum yang terkontaminasi feses dari orang yang terinfeksi virus.

Baca Juga: Jokowi Tegas Takkan Lockdown karena Rakyat Menjerit, Rachland: Jerit karena Lapar Pak! Makanya Kasih Makan

Sedangkan, di negara maju hepatitis E jarang terjadi, tetapi seseorang bisa menderita sakit hepatitis E setelah makan daging babi mentah atau setengah matang, daging rusa, daging babi hutan, atau kerang.

Gejala hepatitis E dapat mencakup kelelahan, nafsu makan yang buruk, sakit perut, mual, dan penyakit kuning.

Meski begitu banyak orang dengan hepatitis E, terutama anak kecil, tidak menunjukkan gejala kecuali pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah.

Tidak ada vaksin untuk hepatitis E saat ini, kebanyakan orang akan pulih sepenuhnya tanpa komplikasi.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler