Peneliti Ungkap Rahasia Panjang Umur yang Membuat Seseorang Bisa Hidup Selama Lebih dari 100 Tahun

- 3 Agustus 2021, 18:30 WIB
Ilustrasi wanita lanjut usia (lansia).
Ilustrasi wanita lanjut usia (lansia). /Geralt/Pixabay

PR DEPOK – Mengungkap alasan umur panjang lansia yang usianya mencapai 100 tahun lebih selalu menarik untuk diperbincangkan.

Pasalnya, selain penasaran, umur panjang yang mencapai lebih dari 100 tahun menjadi alasan setiap orang untuk menerapkan pola hidup sehat.

Baru-baru ini dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang terungkap alasan lain yang menyebabkan seseorang memiliki umur panjang lebih dari 100 tahun.

Baca Juga: Bergabung dalam Drama A Business Proposal, Kim Min Kyu dan Seol In Ah akan Terlibat Cinta Segitiga yang Rumit

Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature tersebut mengungkapkan bahwa orang yang hidup sampai usia 100 tahun atau lebih, rata-rata memiliki bakteri usus dengan ciri khas tersendiri yang rupanya dapat membantu menangkal infeksi.

Bakteri tersebut menghasilkan senyawa spesifik yang dikenal sebagai "asam empedu sekunder".

Senyawa ini pada akhirnya membuat usus tetap sehat sehingga proses penuaan pun terjadi secara sehat.

Akan tetapi, para peneliti mengatakan masih banyak penelitian yang harus dilakukan untuk menguatkan fakta bahwa bakteri ini mampu meningkatkan rentang hidup dengan sangat panjang.

Baca Juga: Komnas KIPI: Hasil Autopsi Belum Cukup Bukti Kaitkan KIPI dengan Vaksinasi yang Dilakukan

Dr. Kenya Honda, seorang profesor di Departemen Mikrobiologi dan Imunologi di Keio University School of Medicine di Tokyo menyebut penelitian itu hanya menunjukkan hubungan antara bakteri usus tersebut dan usia hidup yang melewati 100 tahun.

Namun belum bisa membuktikan bahwa bakteri tersebut menyebabkan orang dapat hidup dengan lebih lama dan sehat.

"Meskipun mungkin menunjukkan bahwa bakteri penghasil asam empedu ini dapat berkontribusi pada rentang hidup yang lebih lama, kami tidak memiliki data yang menunjukkan hubungan sebab-akibat di antara mereka," kata Honda seperti dikutip dari Antara.

Para peneliti menduga bahwa orang yang mencapai usia 100 tahun mungkin memiliki bakteri usus dengan ciri khusus yang berkontribusi pada kesehatan yang baik.

Baca Juga: Hilmi Firdausi Kritik Narasi Buzzer: Selalu Sama, Benturkan Donasi untuk Palestina dan Saudara Sebangsa

Tercatat lansia yang mencapai usia 100 tahun bahkan lebih, cenderung memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena penyakit kronis dan infeksi.

Maka dari itu, lansia dengan umur panjang cenderung mengalami penuaan secara sehat.

Untuk memperkuat penelitian tersebut, para peneliti memeriksa mikrobiota usus dari 160 centenarian yang rata-rata berusia 107 tahun.

Lalu, membandingkan mikrobiota usus dari 112 orang centenarian yang berusia 85 hingga 89 tahun, dan 47 orang berusia 21 hingga 55 tahun.

Baca Juga: 5 Fakta Boruto Episode 209: Alasan Kawaki Tinggalkan Konoha hingga Kabar Kondisi Konohamaru

Ditemukan bahwa centenarian usia di atas 100 tahun memiliki tanda yang berbeda dari mikroba usus yang tidak terlihat pada dua kelompok usia lainnya.

Misalnya, spesies bakteri tertentu diperkaya atau habis pada usia seratus tahun dibandingkan dengan dua kelompok lainnya.

Selanjutnya, mereka menganalisis metabolit usus (produk metabolisme) dari ketiga kelompok, dan menemukan bahwa orang berusia 100 tahun memiliki tingkat asam empedu sekunder yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan dua kelompok lainnya.

Sebagai informasi, asam empedu merupakan senyawa dalam empedu yang membantu pencernaan, terutama lemak.

Baca Juga: Dua Eks Menkes Dirawat Akibat Covid-19, Prof. Zubairi Ajak Masyarakat untuk Mendoakan

Dalam kelompok orang berusia lebih dari 100 tahun, para peneliti menemukan asam empedu sekunder berjenis isoallolithocholic (isalloLCA) dengan tingkat yang sangat tinggi.

Selanjutnya, para peneliti menyaring strain bakteri usus dari seorang berusia 110 tahun yang memiliki tingkat asam empedu sekunder yang sangat tinggi dan menemukan bahwa bakteri dari jenus odoribacteraceae menghasilkan isoalloLCA.

Pada isoalloLCA ini ditemukan memiliki sifat antimikroba yang kuat, yang berarti dapat menghambat pertumbuhan bakteri jahat di usus.

"Tampaknya bakteri ini atau asam empedunya dapat mengobati atau mencegah infeksi C. Sulit pada manusia," kata Honda.

Baca Juga: Vicky Prasetyo Ungkap Kondisi Terbaru Sang Ayah Usai Terpapar Covid-19, Sebut Punya Komorbid Paru

Dia mencatat bahwa bakteri ini tampak aman, karena mereka tidak menghasilkan racun atau menyimpan gen resisten antibiotik.

"Jika bakteri penghasil asam empedu ini berkontribusi pada usus yang sehat, mereka mungkin suatu hari nanti jenis bakteri ini bisa digunakan sebagai probiotik untuk meningkatkan kesehatan manusia," kata Honda menambahkan.

Tidak diketahui secara jelas soal cara para centenarian bisa mendapatkan bakteri menguntungkan ini, tetapi genetika dan pola makan tertentu dapat berperan dalam membentuk komposisi mikrobiota usus manusia.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Live Science


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x