Hati-hati! Rutin Makan Junk Food Bisa Pengaruhi Penurunan Daya Ingat

- 5 Juli 2022, 20:24 WIB
Ilustrasi - Penelitian terbaru mengungkapkan pengaruh mengonsumsi junk food yang dapat menurunkan daya ingat.
Ilustrasi - Penelitian terbaru mengungkapkan pengaruh mengonsumsi junk food yang dapat menurunkan daya ingat. /Pixabay/

PR DEPOK - Makanan olahan atau junk food kini tampaknya menjadi makanan favorit bagi banyak orang dari berbagai usia.

Pasalnya junk food merupakan salah satu makanan yang enak dan mudah didapat di restoran-restoran cepat saji.

Meski demikian, makan makanan olahan ternyata juga dapat berpengaruh pada kesehatan tubuh, khususnya pada otak.

Berdasarkan studi terbaru dari The Ohio State University, terlalu rutin mengonsumsi junk food ternyata dapat berdampak pada menurunnya daya ingat seseorang.

Baca Juga: Jadi Brand Ambassador Dior, Cha Eun Woo Ungkap Fakta Menarik Soal Kehidupannya

Penelitian yang terbit dalam jurnal Brain, Behavior, and Immunity tahun 2021 ini dilakukan pada kelompok tikus, yang diberi asupan junk food.

Peneliti menggunakan dua kelompok tikus uji, satu muda dan yang satunya lagi lebih tua, serta memberikan makanan olahan kepada kedua kelompok tikus tersebut.

Setelah berjalan empat minggu, kelompok tikus yang lebih tua ternyata gagal dalam serangkaian tes kognitif, seperti tidak bisa mengingat tempat-tempat yang baru dikunjungi.

Baca Juga: Login cekbansos.kemensos.go.id untuk Cek Nama Penerima Bansos 2022 Lewat HP agar Dapat Bantuan PKH

Kemudian mereka juga tidak menampilkan rasa takut ketika sedang menghadapi tanda-tanda bahaya yang akan datang.

Namun tikus yang lebih muda tidak menunjukkan tanda-tanda kehilangan ingatan.

Begitu pun dengan kelompok kontrol, baik tikus tua maupun muda yang diberi asupan non-olahan, terdiri dari campuran protein, karbohidrat kompleks dan lemak sehat.

"Temuan ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan olahan dapat menghasilkan defisit memori yang signifikan dan tiba-tiba," ujar penulis utama studi, Ruth Barrientos seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari First for Women pada Selasa, 5 Juli 2022.

Baca Juga: Sri Lanka Hentikan Cetak Mata Uang, Inflasi Nyaris Mencapai 60 Persen

Kelompok tikus yang lebih tua lupa dengan tempat dan tidak merespons bahaya karena ternyata titik masalahnya ada pada hippocampus.

Hippocampus diketahui memainkan peranan besar dalam pembelajaran, memori, dan amigdala yang mengatur emosi.

Para peneliti menemukan bahwa diet tinggi karbohidrat olahan ternyata memicu respons peradangan di daerah otak tikus yang lebih tua.

Baca Juga: Gantikan Tjahjo Kumolo, Tito Karnavian Ditunjuk Presiden Jokowi Jadi Menpan RB Ad Interim

Hal tersebut akhirnya yang membuat tikus ini lupa dengan ruangan yang baru didatangi, menunjukkan adanya masalah dengan hippocampus dan gagal menanggapi tanda bahaya, yang menunjukkan kerusakan pada amigdala.

Barrientos lalu menekankan bahwa hasil penelitian ini mempunyai implikasi yang lebih signifikan bagi individu yang lebih tua.

"Pada populasi tua, penurunan memori yang cepat memiliki kemungkinan lebih besar untuk berkembang menjadi penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer," ujarnya.

Baca Juga: Cara Dapat Vaksin Booster dan Cara Cek Tiket Vaksinasi Lewat HP

Dia pun menyatakan bahwa kunci agar ingatan bisa tetap kuat dan sehat fisik serta mental adalah dengan menjauhi makanan dan karbohidrat olahan.

"Masyarakat yang terbiasa melihat informasi gizi perlu memperhatikan serat dan kualitas karbohidrat. Studi ini benar-benar menunjukkan bahwa itu sangat penting," tutur Ruth Barrientos menambahkan.***

Editor: Wulandari Noor

Sumber: First for Women


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x