PR DEPOK - Penggunaan gas air mata telah menjadi semakin umum selama beberapa dekade terakhir.
Lembaga penegak hukum di Amerika Serikat, Hong Kong, Yunani, Brasil, Venezuela, Mesir, dan daerah lain menggunakan gas air mata untuk mengendalikan kerusuhan dan membubarkan massa.
Sebuah tinjauan penelitian di tahun 2013 menemukan bahwa komplikasi kesehatan yang signifikan secara klinis dari gas air mata jarang terjadi. Namun, masih ada perdebatan seputar penggunaannya.
Baca Juga: 7 Makanan Sehat yang Baik untuk Jantung, Cocok Dimasukkan ke Daftar Menu Harian Anda
Anak-anak dan orang-orang dengan komplikasi pernapasan mungkin berada pada risiko tinggi terkena komplikasi ketika terpapar gas air mata, sehingga hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Gas air mata berisi kumpulan bahan kimia yang menyebabkan iritasi kulit, pernapasan, dan mata. Biasanya disimpan dalam tabung, granat, atau semprotan bertekanan.
Gas air mata isinya bukan gas, tetapi bubuk bertekanan yang menciptakan kabut saat digunakan.
Baca Juga: Simak Syarat dan Kategori Penerima Bansos PKH Tahap 4 di Bulan Oktober 2022 Beserta Besaran Dananya
Bahan yang digunakan biasanya 2-chlorobenzalmalononitrile (gas CS), oleoresin capsicum (semprot merica), dibenzoxazepine (gas CR), dan chloroacetophenone (gas CN).