Waspadai Periode Open Window, Kondisi Tubuh Bugar Tapi Imunitas Lebih Rendah dari Orang Normal

- 16 Oktober 2020, 14:54 WIB
Ilustrasi olahraga.*
Ilustrasi olahraga.* /Pexels./

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari situs Exercisemed, teori ini berawal dari penelitian yang dipimpin oleh Dr. David C. Neiman, seorang profesor di Departemen Biologi di Appalachian State University, terhadap para atlet lari yang berpartisipasi dalam ajang Maraton Los Angeles 1987, dan dilaporkan mengalami sakit atau infeksi, seminggu setelah maraton.

Penelitian tersebut menemukan adanya korelasi positif antara jumlah kilometer lari mingguan dan periode infeksi seorang atlet.

Dr. Nieman kemudian melanjutkan penelitiannya tentang hubungan antara aktivitas fisik yang berat dengan terjadinya infeksi.

Pada tahun 1994, Dr. Nieman mempresentasikan sebuah model teoritis untuk mengungkap korelasi antara aktivitas fisik dan risiko infeksi saluran pernapasan bagian atas yang menunjukkan adanya kurva seperti huruf “J”. Kurva ini dikenal dengan J curve.

Baca Juga: Komentari Aktivis KAMI Ditangkap, Fahri Hamzah: Kenapa Tidak Tangkap 575 Anggota DPR yang Bikin UU?

J curve menunjukkan bahwa intensitas tinggi dalam berolahraga akan secara drastis meningkatkan imunitas dalam waktu singkat, namun kemudian akan turun secara cepat dalam waktu beberapa jam.

Bahkan tingkatnya lebih rendah dari imunitas orang biasa yang tidak melakukan olahraga.

Dr. Neiman menemukan bahwa sistem kekebalan daya tahan tubuh menjadi melemah selama 3 sampai 72 jam setelah seseorang berolahraga dengan intensitas tinggi atau pun melakukan aktivitas berat yang berkepanjangan.

Jangka waktu tersebut lah yang disebut sebagai periode Open Window.

Baca Juga: Minta Jokowi Perintahkan Pembebasan Petinggi KAMI, Arief Poyuono: Mereka Tokoh yang Cinta Indonesia

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Exercisemed


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah