Simak Kesaksian Pilu Para Penggali Kubur di Pemakaman Terbesar Brasil

3 April 2020, 21:08 WIB
PEMAKAMAN terbesar di Brasil, Vila Formosa.* /Reuters/

PIKIRAN RAKYAT - Brasil telah mengalami krisis kesehatan sejak beberapa bulan ke belakang, setelah virus corona yang menyerang negara itu membuat angka kematian melonjak tinggi.

Salah satu kesaksian datang dari seorang ayah yang harus menguburkan anaknya yang meninggal sebelum dinyatakan positif virus corona oleh tenaga medis yang merawatnya.

Pria itu bernama Oswaldo dos Santos yang harus menyaksikan beberapa pria berjas pelindung menggali kuburan seadanya untuk putranya yang berusia 36 tahun.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari situs Reuters, pada Jumat, 3 April 2020, memberitakan tentang kesaksian seorang ayah yang ditinggalkan oleh putranya.

Baca Juga: Singgung Partai Politik, Bawaslu Depok: Jangan Berlebihan Berikan Bantuan 

Dos Santos tinggal bersama putranya selama satu minggu. Ketika itu, putranya tiba-tiba harus dilarikan dan dirawat di rumah sakit karena masalah pernapasan parah.

Diketahui, kebanyakan orang yang meninggal, lalu dikuburkan di pemakaman terbesar di Brasil itu meregang nyawa sebelum mendapatkan hasil tes positif virus corona.

"Saya pikir dia menderita penyakit itu," kata Dos Santos kepada Reuters saat berada di antara lebih dari 1,5 juta kuburan di Vila Formosa, di pinggiran Sao Paulo, di mana barisan kuburan baru diisi dengan tubuh orang-orang yang terinfeksi atau tidak oleh virus corona.

Pemakaman yang dilakukan di sana hanya perlu waktu sekitar 10 menit. Sebab, mereka harus menaati pedoman pembatasan kerumunan orang untuk menghindari kemungkinan tertular virus corona.

Baca Juga: PSBB Belum Diterapkan, Wali Kota Depok Lebih Pilih Kampung Siaga Cegah Pandemi Corona 

Para penggali kuburan Vila Formosa, bekerja dengan kecepatan yang sangat menguras tenaga karena beban mereka meningkat dua kali lipat menjadi hampir 60 pemakaman per hari.

Para pekerja itu juga menyakini bahwa virus corona secara diam-diam telah membunuh jauh lebih banyak orang daripada yang ditunjukkan statistik resmi.

"Barisan kuburan itu hanya diproyeksikan untuk bertahan hingga tiga bulan, tetapi itu hanya berlangsung satu," kata seorang pekerja sambil menunjuk bagian yang ditutupi tanah yang baru saja diratakan.

Lima penggali kuburan mengatakan kepada Reuters bahwa jumlah penguburan telah membengkak oleh orang-orang yang meninggal sebelum mendapatkan hasil untuk tes virus corona.

Baca Juga: Depok Krisis VTM, Pelaksanaan PCR bagi Puluhan Pasien Positif Covid-19 Terhambat 

Kasus-kasus seperti itu tidak segera dihitung dalam statistik resmi Brasil yang pada Jumat, 3 April 2020, naik menjadi 329 orang meninggal dan 8.076 kasus dikonfirmasi. Sejauh ini jumlah tersebut merupakan yang terbesar di Amerika Latin.

"Angka-angka di surat kabar sangat salah. Angka aslinya dua kali lebih tinggi, mungkin tiga kali lipat," kata salah satu penggali kubur.

Menteri Kesehatan Brasil, Luiz Henrique Mandetta, mengatakan pada Rabu, 1 April 2020, bahwa kasus virus corona kemungkinan tidak dilaporkan karena keterlambatan dalam pengujian medis.

Agen layanan pemakaman kota Sao Paulo, yang mengawasi pemakaman Vila Formosa, tidak memberikan tanggapan mengenai jumlah permintaan kuburan yang dipesan di sana.

Baca Juga: Cegah Virus Corona, Arab Saudi Tutup Penuh Akses ke Makkah dan Madinah 

Namun, salah satu staf yang mengurus daftar pemakaman yang meminta untuk dirahasiakan namanya tersebut mengatakan bahwa, daftar kematian orang yang dimakamkan di sana memang berpotensi telah terinfeksi virus corona.

Disebutkan juga bahwa mayat orang-orang yang terinfeksi virus corona yang belum dikonfirmasi, diperlakukan dengan cara yang sama seperti mereka yang sudah tercatat dalam statistik terjangkit virus corona.

Mayatnya dibungkus plastik. Penggali kubur memakai alat pelindung, namun tidak ada upacara formal.

Budaya kremasi mayat jarang terjadi di Brasil, di mana tradisi Katolik di sana kental. Kota Sao Paulo mengoperasikan 22 kuburan umum dan hanya satu tempat disediakan untuk prosesi pemakaman dengan cara dikremasi.

Baca Juga: KABAR BAIK, AS Sukses Uji Coba Vaksin Virus Corona pada Tikus 

Kerumunan kecil masih terlihat berkumpul di sekitar Vila Formosa pada Kamis, 2 April 2020, dengan banyak yang bertanya-tanya apakah orang yang mereka cintai meninggal karena virus corona atau bahkan telah menularkan penyakit kepada mereka.

Pada satu titik, ada enam pemakaman yang terjadi pada saat yang sama, di sepanjang deretan kuburan baru.

"Kerumunan adalah masalah. Karena itulah serikat kami mengadvokasikan pembatalan semua pemakaman." kata Joao Batista Gomes, seorang pemimpin serikat pekerja di kuburan.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler