Rusia Bisa Memicu Perang Terbesar sejak 1945 di Eropa, PM Inggris Beri Peringatan

20 Februari 2022, 17:35 WIB
ILUSTRASI ketegangan antara Rusia dan Ukraina. /Reuters/Valentyn Ogirenko/

PR DEPOK - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, mengatakan Rusia saat ini sedang bersiap menjerumuskan Eropa ke dalam konflik terburuk sejak Perang Dunia II.

Tak hanya itu, menurut Johnson, Rusia juga bisa memulai perang terbesar sejak 1945 terkait hubungannya yang memanas dengan Ukraina.

Terkait hal itu, PM Inggris memberikan peringatan, setiap invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina akan membekukan Moscow dari keuangan global.

Baca Juga: 4 Zodiak yang Dikenal Paling Egois, Mereka Tak Ragu Berkhianat

"Faktanya adalah bahwa semua tandanya adalah bahwa rencana itu dalam beberapa hal telah dimulai," katanya, seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari AFP.

Rencana invasi Rusia akan melihat pasukannya tidak hanya memasuki Ukraina dari timur yang dikuasai pemberontak, tetapi dari Belarusia ke utara dan mengepung ibu kota Kyiv, kata Johnson, mengutip intelijen AS yang disampaikan kepada para pemimpin Barat oleh Presiden Joe Biden.

"Orang-orang perlu memahami biaya yang harus ditanggung dalam kehidupan manusia," katanya, setelah sebelumnya menunjukkan bahwa Barat akan terus mendukung setiap perlawanan Ukraina setelah invasi.

Baca Juga: Peserta JHT Meninggal Dunia Sebelum 56 Tahun, Ini Langkah yang Dapat Ditempuh agar Bisa Dicairkan

"Saya takut untuk mengatakan bahwa rencana yang kita lihat adalah untuk sesuatu yang bisa menjadi perang terbesar di Eropa sejak 1945, hanya dalam skala besar," ungkapnya.

Dalam pidato hari Sabtu di konferensi di Jerman, Johnson memperingatkan bahwa sanksi Barat sebagai tanggapan atas invasi apa pun akan membuat 'mustahil' bagi rezim Presiden Vladimir Putin untuk mengakses pasar modal dalam Kota London.

Dia menunjukkan jangkauan global untuk sanksi yang juga melibatkan tindakan AS, juga akan menghentikan perusahaan Rusia 'berdagang dalam pound dan dolar'.

Hal tersebut nantinya, menurut Johnson, akan memukul Rusia dengan sangat keras.

Baca Juga: Doddy Sudrajat Berharap Makam Bibi Andriansyah juga Dipindahkan, Haji Faisal: Miris Perasaan Saya

Pemerintah Inggris telah lama dituduh menutup mata terhadap aliran uang Rusia yang menguntungkan melalui London, beberapa di antaranya telah berakhir di pundi-pundi Konservatif, meskipun partai Johnson mengatakan semua sumbangannya legal.

Surat kabar Sunday Times melaporkan daftar pendonor partai elit yang katanya memiliki akses istimewa ke pemerintahan Johnson, termasuk Lubov Chernukhin, yang menikah dengan mantan wakil menteri keuangan Putin, Vladimir Chernukhin.

Di tengah tuduhan bahwa rezim Putin memiliki kekayaan besar yang disembunyikan di luar negeri, undang-undang Inggris tentang kepemilikan perusahaan dan properti juga telah lama menguntungkan investor yang ingin merahasiakan keterlibatan mereka.

Baca Juga: Cek Bansos PKH Online 2022 Melalui Situs cekbansos.kemensos.go.id, Dapatkan Bantuan Ibu Hamil hingga Rp3 Juta

Tetapi Johnson mengatakan pada Sabtu bahwa Inggris bermaksud untuk membuka boneka Matryoshka dari perusahaan milik Rusia dan entitas milik Rusia, untuk menemukan penerima manfaat utama di dalamnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Liz Truss mengatakan kepada surat kabar Mail On Sunday bahwa kecuali Rusia dihentikan di Ukraina, Putin akan "memutar waktu kembali ke pertengahan 1990-an atau bahkan sebelum itu" dengan kemungkinan mencaplok negara-negara Baltik dan Balkan Barat.

Dan menulis di Sunday Telegraph, Menteri Dalam Negeri Priti Patel mengatakan efeknya akan terasa jika perang pecah.

Hal itu menunjuk pada 'interferensi; dunia maya di masa lalu terhadap media Inggris, telekomunikasi dan infrastruktur energi yang disalahkan pada Rusia.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler