40 Juta Tenaga Medis Dunia Serukan Perbaikan Iklim di Tengah Pandemi, WHO Terbitkan 6 Manifesto

28 Mei 2020, 10:20 WIB
Ribuan massa saat melakukan aksi Global Climate Strike atau Jeda Iklim Global di Vancouver, Kadana, 25 Oktober 2019 lalu. Aksi tersebut merupakan unjuk rasa yang mengangkat permasalahan perubahan iklim.*/ANTARA /

PIKIRAN RAKYAT – Virus Corona atau COVID-19 hingga saat ini masih melanda negara mayoritas dunia.

Sejak pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok pada akhir tahun 2019 jumlah kasus positif Virus Corona terus mengalami peningkatan.

Sejumlah upaya telah ditempuh oleh pemimpin dunia untuk menekan laju kasus COVID-19 ini mulai dari social distancing, tes massal hingga pembatasan sosial dalam skala besar atau lockdown.

Baca Juga: Kemenhub Sebut Puncak Arus Balik 31 Mei Bertepatan dengan Berakhirnya Larangan Mudik

Kendati demikian, nyatanya Virus Corona memberikan dampak positif salah satunya perbaikan iklim.

Akibat adanya pembatasan sosial atau lockdown membuat manusia menghentikan sejumlah aktivitasnya di luar rumah sehingga tingkat polusi udara turun secara siginifikan.

Terbaru, sebanyak 40 juta tenaga medis dari seluruh dunia mengirimkan surat kepada negara anggota G20.

Baca Juga: Pelaksanaan Rapid Test di Depok Capai 90 Persen Dari Total Target

Adapun isi dari surat tersebut para pahlawan garis depan yang memerangi Virus Corona ini menyerukan adanya perbaikan iklim di tengah pandemi Virus Corona atau COVID-19 yang masih berlangsung hingga kini.

Laporan tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus melalui keterengan resminya yang dirilis pada 27 Mei 2020 waktu Swiss.

“Kemarin, 40 juta tenaga profesional kesehatan mengirim surat kepada para pemimpin dari masing-masing negara G20, menyerukan pemulihan yang sehat dan hijau dari COVID-19. Saya sepenuhnya mendukung ini,” tulisnya.

Baca Juga: 5 Arahan Jokowi untuk Siapkan Daerah Terapkan New Normal di Tengah Pandemi Virus Corona

“WHO menerbitkan manifesto kami untuk pemulihan hijau dan sehat dari COVID-19, dengan enam resep sederhana: Pertama, lindungi alam, yang merupakan sumber udara, air, dan makanan yang menjadi sandaran kesehatan manusia,” imbuhnya.

“Kedua, memastikan bahwa rumah dan fasilitas kesehatan memiliki air dan sanitasi, akses ke energi yang bersih dan andal, dan tahan terhadap perubahan iklim,” lanjutnya.

“Ketiga, berinvestasi dalam transisi cepat ke energi bersih yang akan mengurangi polusi udara, sehingga ketika COVID-19 dikalahkan orang dapat menghirup udara bersih,” tambahnya.

Baca Juga: DKI Jakarta Tetapkan Kegiatan Belajar Mulai 13 Juli 2020, Berikut Jadwal Lengkapnya

“Keempat, mempromosikan sistem pangan yang sehat dan berkelanjutan, untuk memberi orang akses ke makanan sehat dan terjangkau,” ujarnya.

“Kelima, membangun kota yang mengintegrasikan kesehatan ke dalam semua aspek perencanaan kota, dari sistem transportasi berkelanjutan hingga perumahan yang sehat,” paparnya.

“Dan keenam, berhenti mensubsidi bahan bakar fosil yang menyebabkan polusi dan mendorong perubahan iklim,” tutup akhir isi manifesto tersebut.

Baca Juga: Cekik George Floyd Hingga Tewas, 4 Polisi di AS Dipecat dan Dituduh Rasis Terhadap Warga Kulit Hitam

Dirinya juga khawatir terhadap sejumlah negara yang mulai melonggarkan kebijakan pembatasan sosialnya mengakibatkan meningkatnya kembali tingkat polusi udara dunia.

“Ketika beberapa negara mulai membuka kembali masyarakat dan ekonomi mereka, pertanyaan yang harus kita jawab adalah apakah kita akan kembali ke keadaan semula, atau apakah kita akan belajar pelajaran yang diajarkan pandemi tentang hubungan kita dengan planet kita,” tandasnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Tags

Terkini

Terpopuler