Erdogan Bersumpah Bebaskan Al-Aqsa Usai Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid

13 Juli 2020, 19:23 WIB
Hagia Sophia. /Pixabay/Mojca J/

 

PR DEPOK - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersumpah membebaskan Masjid Al Aqsa setelah mengubah status Hagia Sophia dari museum menjadi masjid, Jumat 10 Juli 2020.

Recep Tayyip Erdogan menganulir status museum Hagia Sophia yang telah diberlakukan sejak 1934. Hagia Sophia pernah menjadi masjid pada 1453 sejak penaklukan Konstantinopel.

Menurut situs resmi kepresidenan Turki, kebangkitan Hagia Sophia menandai pembebasan Masjid Al Aqsa.

Kebangkitan Hagia Sophia adalah batu jejak kehendak umat Islam di seluruh dunia yang akan datang...kebangkitan Hagia Sophia adalah kebangkitan api harapan umat Islam dan semua yang tertindas, disalahkan, tertindas dan dieksploitasi," kata Erdogan seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Jerusalem Post, Senin 13 Juli 2020.

Baca Juga: Viral Kamar Indekos Penuh Sampah, Penghuni Diduga Mengidap Hoarding Disorder

Pidato dalam bahasa Turki itu diterjemahkan sedikit berbeda ke bahasa Arab dan Inggris, menurut laporan Jerusalem Post. Hal itu dilakukan untuk mengelabui pandangan tentang bagaimana dia telah menghubungkan Hagia Sophia dengan agenda yang lebih luas.

Dalam bahasa Arab, pidato itu diintrepretasikan bahwa Recep Tayyip Erdogan mengubah Hagia Sophia menjadi masjid sebagai bagian dari "kembalinya kebebasan Al Aqsa".

Artinya, berarti Israel harus dikeluarkan dan tidak mengendalikan Kota Tua Yerusalem tempat al Aqsa berada.

Recep Tayyip Erdogan mengaitkan keputusan untuk menghidupkan kembali Islam dari Bukhara di Uzbekistan ke Andalusia di Spanyol.

Baca Juga: Selidiki Kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo, Anjing Pelacak Mengarah ke Danau dan Warung

Terminologi yang menghubungkan Al Aqsa di Yerusalem dengan Hagia Sophia dan Spanyol itu semacam kode untuk agenda keagamaan yang lebih luas.

Dalam terjemahan Turki, referensi yang sama ke Spanyol tidak dimasukkan seperti dalam bahasa Arab.

Recep Tayyip Erdogan telah lama memperjuangkan Palestina dan menjadi kritikus ekstrem terhadap Israel.

Dalam beberapa tahun terakhir, otoritas agama dan politik Turki telah membuat pernyataan yang semakin membuat keduanya bermusuhan, Recep Tayyip Erdogan juga disebut memobilisasi umat Islam pada Juni 2020 melawan rencana aneksasi Israel.

Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Turki akan menyelenggarakan salat Jumat di Hagia Sophia pada 24 Juli 2020.

Baca Juga: Bak Rezeki yang Tak Tertukar, 2 Petugas Penemu Uang di KRL Dapat Apresiasi Rp 500 Juta

Menurut Recep Tayyip Erdogan, dia menerima segala pandangan orang atas perubahan fungsi Hagia Sophia. Namun, dia menekankan sikap yang berlebihan atas perubahan fungsi ini akan dianggap mencederai kemerdekaan Turki.

Hagia Sophia (Ayasofya dalam bahasa Turki) awalnya dibangun sebagai basilika bagi Gereja Kristen Ortodoks Yunani. Namun, fungsinya telah berubah beberapa kali sejak berabad-abad.

Kaisar Bizantium Constantius menugaskan pembangunan Hagia Sophia pertama pada 360 M.

Pada saat pembangunan gereja pertama, Istanbul dikenal sebagai Konstantinopel, mengambil nama dari ayah Konstantinus, Constantine I, penguasa pertama Kekaisaran Bizantium.

Kekaisaran Ottoman (Utsmaniyah), dipimpin Kaisar Fatih Sultan Mehmed, yang dikenal sebagai Mehmed sang Penakluk, merebut Konstantinopel pada 1453. Ottoman mengganti nama kota Konstantinopel menjadi Istanbul.

Dengan penaklukan Istanbul, Hagia Sophia dengan cepat menjadi ikon budaya, membawa warisan budaya Turki sampai hari ini.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: The Jerusalem Post

Tags

Terkini

Terpopuler