Tanggapi Kritikan WHO Soal Statistik Data Covid-19 yang Dirilis, China Bersikeras Bersifat Transparan

6 Januari 2023, 06:15 WIB
ILUSTRASI - China bersikeras bahwa mereka bersifat transparan terkait data yang diberikan soal Covid-19 di negaranya. /REUTERS/Andrew Kelly/

PR DEPOK – China bersikeras transparan atas data Covid-19 yang mereka berikan pada komunitas internasional.

Hal itu diungkapan China sebagai tanggapan atas kritik dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa penghitungan kematian akibat virus Covid-19 mengecilkan skala sebenarnya dari wabah.

Ada kekhawatiran internasional yang meningkat atas peningkatan tajam infeksi Covid-19 di China sejak Beijing tiba-tiba mencabut pembatasan garis keras selama bertahun-tahun bulan lalu.

Hingga saat ini belasan negara telah memberlakukan aturan Covid-19 baru pada pengunjung dari China setelah wabah itu, seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Channel News Asia.

Baca Juga: Cara Cek Daftar Penerima BLT Penyandang Disabilitas Januari 2023, Klik Link Ini dan Cairkan Rp2,4 Juta

Mereka mengharuskan semua kedatangan dari China untuk menyerahkan tes virus negatif dengan beberapa penyaringan dari penerbangan yang datang dari negara terpadat di dunia.

China hanya mencatat 23 kematian akibat Covid-19 sejak Desember, setelah secara dramatis mempersempit kriteria untuk mengklasifikasikan kematian tersebut.

Statistik Beijing tentang gelombang yang belum pernah terjadi sebelumnya sekarang secara luas dilihat oleh negara lain tidak mencerminkan kenyataan.

Di Jenewa, direktur kedaruratan WHO Michael Ryan mengatakan organisasi global itu tidak memiliki data lengkap dari China.

Baca Juga: Cek Daftar Penerima PKH Ibu Hamil dan Balita Januari 2023, Klik di Sini dan Cairkan Rp3 Juta

"Kami percaya bahwa angka saat ini yang diterbitkan dari China kurang mewakili dampak sebenarnya dari penyakit ini dalam hal penerimaan rumah sakit, dalam hal penerimaan ICU, dan khususnya dalam hal kematian," katanya.

Definisi yang digunakan Beijing adalah "sangat sempit", tambahnya.

Beijing membalas, bersikeras bahwa China selalu berbagi informasi dan data yang relevan dengan komunitas internasional, dengan sikap terbuka dan transparan.

"Kami berharap sekretariat WHO akan menjunjung tinggi posisi ilmiah, objektif dan adil, dan melakukan upaya untuk memainkan peran positif bagi tanggapan dunia terhadap tantangan pandemi," kata juru bicara kementerian luar negeri Mao Ning dalam konferensi pers.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca di Depok Jumat, 6 Januari 2023

Dia juga mendesak negara-negara agar tidak memberlakukan pembatasan perjalanan baru pada kedatangan dari China, sebaliknya menyerukan mereka untuk bekerja sama untuk melindungi pergerakan normal orang.

Negara-negara Uni Eropa juga menyuarakan keprihatinan WHO bahwa data China tentang infeksi Covid-19 tidak mencukupi.

Para ahli juga merekomendasikan agar penumpang ke dan dari China memakai masker, dan bahwa negara-negara UE melakukan tes acak pada saat kedatangan.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus sebelumnya mengatakan kepada wartawan bahwa pejabat organisasi itu telah mengadakan pembicaraan tingkat tinggi dalam beberapa pekan terakhir dengan rekan-rekannya di China.

Baca Juga: Ketahui Besaran Insentif Kartu Prakerja 2023, Berapa?

"Kami terus meminta China untuk data rawat inap dan kematian yang lebih cepat, teratur, dan dapat diandalkan, serta pengurutan virus real-time yang lebih komprehensif," kata Tedros.

Dia menegaskan kembali bahwa badan kesehatan PBB memahami mengapa beberapa negara memberlakukan pembatasan baru Covid-19 pada pengunjung dari China.

"Dengan peredaran di China yang begitu tinggi dan data yang komprehensif tidak tersedia dapat dipahami bahwa beberapa negara mengambil langkah yang mereka yakini akan melindungi warganya sendiri," katanya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler