KBRI Ungkap Tak Ada WNI Jadi Korban Gempa di Fukushima hingga BMKG Sebut Guncangan Hanya Picu Kerusakan Kecil

- 14 Februari 2021, 20:39 WIB
Ilustrasi masyarakat Jepang.
Ilustrasi masyarakat Jepang. /Kim Kyung-Hoon/Antara

PR DEPOK - Menurut laporan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Tokyo, Jepang, tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban gempa yang berpusat di bawah permukaan laut dekat wilayah Fukushima.

KBRI Tokyo telah mengumpulkan informasi, sejauh ini tidak terdapat laporan bahwa ada WNI yang menjadi korban gempa di Fukushima.

Gempa berkekuatan magnitudo 7,3 itu mengguncang kawasan Timur Laut Jepang pada Sabtu 13 Februari 2021 pukul 23.08 waktu setempat.

Baca Juga: Diperuntukkan bagi Penolak Vaksin Covid-19, Jokowi Terapkan Aturan Sanksi Administratif

Lokasi gempa tersebut sama dengan gempa besar tahun 2011 yang mengakibatkan tsunami dan kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Fukushima.

KBRI Tokyo menyebut bahwa jumlah WNI di Jepang tercatat 66.084 orang, berdasarkan data keimigrasian Jepang per Juni 2020.

Sedangkan di wilayah yang paling terdampak gempa, tercatat sekitar 1.500 WNI, dengan rincian di Fukushima 540 orang dan di Miyagi 984 orang.

Baca Juga: Dianggap Tokoh Kritis yang Harus Didengar, Mahfud MD Tegaskan Pemerintah Takkan Proses Hukum Din Syamsuddin

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan informasi bahwa gempa magnitudo 7,1 yang mengguncang Fukushima hanya menimbulkan kerusakan ringan.

Alasannya karena bangunan di Jepang telah dirancang sesuai dengan aturan untuk tahan gempa.

"Cukup menakjubkan, dampak gempa magnitudo 7,1 ini hanya menimbulkan kerusakan ringan, karena seluruh bangunan di Jepang saat ini sudah didesain sesuai dengan aturan bangunan tahan gempa yang diberlakukan oleh pemerintah," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, pada Minggu 14 Februari 2021 seperti dikutip Pikiranrakyat.Depok.com dari Antara.

Baca Juga: Mahfud MD Tegas Sebut Din Syamsuddin Bukan Radikal, HNW: KASN Segera Putuskan Tolak Laporan GAR ITB!

Selain menimbulkan kerusakan ringan dan listrik padam, gempa di Fukushima Jepang tersebut memicu longsoran dan mengakibatkan 100 orang menderita luka-luka.

"Patut disyukuri, tidak ada korban meninggal dalam peristiwa gempa besar ini," tutur Daryono.

Meskipun berpusat di laut, gempa di Fukushima tidak berpotensi tsunami karena kedalaman hiposentrumnya mendekati intermediate (menengah), yakni sekitar 54 kilometer (km).

Baca Juga: Sesalkan Tudingan kepada Din Syamsuddin, Saleh Daulay: Segera Cabut Laporannya, Banyak Orang Tersinggung

Gempa tersebut masih merupakan rangkaian gempa susulan (aftershocks) dari gempa utama 11 Maret 2011 yang memicu tsunami dahsyat.

"Gempa ini ibarat menuntaskan urusan yang belum selesai secara keseluruhan saat peristiwa gempa besar pada tahun 2011," ujar Daryono.

Setelah terjadi deformasi yang hebat di zona megathrust pada 11 Maret 2011, tampaknya pada bagian slab lempeng yang menghujam lebih dalam, masih menyimpan medan tegangan yang terakumulasi dan belum terlepas, sehingga baru dilepaskan dalam bentuk gempa besar tersebut.

Baca Juga: Mahfud MD Klarifikasi Din Syamsuddin Tidak Radikal, Fahri Hamzah: Mengapa Konflik di Dunia Maya Dibiarkan Ada?

Gempa susulan tidak dapat dibatasi secara sempit dalam waktu yang relatif singkat pasca gempa kuat, tetapi proses membangun kesetimbangan medan tegangan di zona gempa dapat memakan waktu yang cukup lama.

Saat terjadi gempa tersebut, sistem peringatan dini gempa (earthquake early warning system/EEWS) yang dioperasikan di Jepang dapat bekerja dengan baik dengan tujuan untuk mengurangi risiko gempa, baik untuk evakuasi dan respons instrumen.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x