Dokter tersebut juga menyatakan bahwa menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 65 hingga 70 persen populasi tertentu harus divaksinasi untuk menghentikan penyebaran virus corona.
“Setelah ambang batas itu dilewati (vaksinasi Covid-19), virus corona akan memiliki terlalu sedikit inang manusia untuk dipilih, menurunkan tingkat penularan secara dramatis. Proses untuk mencapainya adalah teori sederhana, tetapi melelahkan dan memakan waktu dalam praktiknya, " ucapnya.
Baca Juga: Diperuntukkan bagi Penolak Vaksin Covid-19, Jokowi Terapkan Aturan Sanksi Administratif
Dia menunjukkan bahwa kekhawatiran tertentu tentang keamanan vaksin Covid-19 berkaitan dengan beberapa seperti cara vaksin berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh, atau cara sistem kekebalan berfungsi dalam situasi yang berbeda.
Ia menjelaskan bahwa daya tahan tubuh yang alami mungkin lebih baik dari pada vaksinasi, tetapi dalam konteks mengatasi pandemi Covid-19 kita dihadapkan dalam 2 pilihan.
“Memang benar bahwa daya tahan tubuh alami lebih baik daripada vaksin. Tetapi, antara vaksinasi dan daya tahan tubuh alami sama saja dengan harga yang dibayarkan untuk kekebalan. Apakah kita bersedia menunggu selama itu sampai lebih banyak orang terinfeksi dan lebih banyak nyawa hilang? Atau apakah kita perlu mencari solusi proaktif?,” katanya.
“Vaksin, seperti daya tahan tubuh alami, menyebabkan kekebalan jangka panjang. Jangan ragu jika sudah mendapat persetujuan dari otoritas kesehatan yang berwenang memberikan vaksinasi Covid-19, ” kata Patil.***