WHO Targetkan 65-70 Persen Populasi Lakukan Vaksinasi Demi Tekan Transmisi Covid-19, Berikut Penjelasan Ahli

- 14 Februari 2021, 21:17 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19.
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. /Armin Abdul Jabbar/

PR DEPOK - Dunia global saat ini gencar melaksanakan program vaksinasi demi memperlambat penyebaran virus corona.

Pemberlakuan vaksinasi Covid-19 diharapkan dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh agar tidak terjangkit dan akan memperlambat penyebaran virus corona.

Akan tetapi, satu pertanyaan yang banyak diajukan orang adalah tentang kemanjuran vaksin Covid-19, dan apakah seseorang benar-benar membutuhkannya?

Baca Juga: GAR ITB Tuding Din Syamsuddin Radikal, Musni Umar: ITB Dibawa-bawa, ITB Itu Hebat!

Dikutip Pikiranrakyat.Depok.com dari Indian Express, Dr Sandeep Patil, kepala intensivist di Fortis Hospital Kalyan menjelaskan, proses imunitas pada vaksinasi Covid-19 menjadi cara penting untuk pertahanan tubuh terhadap virus corona.

“Ini sudah pasti. Tetapi kemampuan kita untuk mencapai kekebalan kelompok yang diinduksi oleh vaksinasi masih belum diketahui. Itu seharusnya tidak menghentikan kita untuk mencoba vaksinasi. Hal ini juga seharusnya tidak menghentikan kami untuk mempraktikkan dan mempromosikan pedoman keselamatan yang benar-benar dapat menekan risiko penyebaran penyakit, ” kata Dokter Patil.

Dalam menjelaskan pentingnya manfaat vaksinasi Covid-19 bagi kekebalan tubuh, ia membuat perbandingan berikut.

Baca Juga: KBRI Ungkap Tak Ada WNI Jadi Korban Gempa di Fukushima hingga BMKG Sebut Guncangan Hanya Picu Kerusakan Kecil

“Jika Covod-19 adalah kebakaran hutan yang berkecamuk, maka vaksin Covid-19 adalah petugas pemadam kebakaran yang berusaha memadamkannya. Kami harus melanjutkan dengan tindakan pencegahan seperti menjaga jarak sosial, pemakaian masker, kebersihan tangan, dan pengujian cepat, ” katanya.

Dokter tersebut juga menyatakan bahwa menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 65 hingga 70 persen populasi tertentu harus divaksinasi untuk menghentikan penyebaran virus corona.

“Setelah ambang batas itu dilewati (vaksinasi Covid-19), virus corona akan memiliki terlalu sedikit inang manusia untuk dipilih, menurunkan tingkat penularan secara dramatis. Proses untuk mencapainya adalah teori sederhana, tetapi melelahkan dan memakan waktu dalam praktiknya, " ucapnya.

Baca Juga: Diperuntukkan bagi Penolak Vaksin Covid-19, Jokowi Terapkan Aturan Sanksi Administratif

Dia menunjukkan bahwa kekhawatiran tertentu tentang keamanan vaksin Covid-19 berkaitan dengan beberapa seperti cara vaksin berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh, atau cara sistem kekebalan berfungsi dalam situasi yang berbeda.

Ia menjelaskan bahwa daya tahan tubuh yang alami mungkin lebih baik dari pada vaksinasi, tetapi dalam konteks mengatasi pandemi Covid-19 kita dihadapkan dalam 2 pilihan.

“Memang benar bahwa daya tahan tubuh alami lebih baik daripada vaksin. Tetapi, antara vaksinasi dan daya tahan tubuh alami sama saja dengan harga yang dibayarkan untuk kekebalan. Apakah kita bersedia menunggu selama itu sampai lebih banyak orang terinfeksi dan lebih banyak nyawa hilang? Atau apakah kita perlu mencari solusi proaktif?,” katanya.

Baca Juga: Dianggap Tokoh Kritis yang Harus Didengar, Mahfud MD Tegaskan Pemerintah Takkan Proses Hukum Din Syamsuddin

“Vaksin, seperti daya tahan tubuh alami, menyebabkan kekebalan jangka panjang. Jangan ragu jika sudah mendapat persetujuan dari otoritas kesehatan yang berwenang memberikan vaksinasi Covid-19, ” kata Patil.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Indian Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x