Untuk diketahui, Utsul adalah komunitas muslim yang jumlahnya tidak lebih dari 10.000 muslim di Sanya, Provinsi Hainan.
Dengan adanya sejumlah peraturan yang diterapkan di Sanya ini menunjukkan bahwa pemerintah setempat mulai menjadikan muslim Utsul sebagai target kampanye Partai Komunis China selanjutnya dalam melawan agama asing.
Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 13 Segera Dibuka Maret 2021, Berikut Syarat dan Cara Daftarnya
Beijing dikabarkan tengah berupaya untuk mengikis identitas agama, bahkan dari minoritas muslim terkecil di daerah tersebut, dan mendorong budaya Tionghoa yang bersatu dengan mayoritas etnis Han.
Atas penargetan muslim Utsul ini, Partai Komunis China mengatakan bahwa pembatasan pada Islam dan komunitas muslim itu bertujuan untuk mengekang ekstremisme agama yang kejam.
Alasan serupa juga telah dipakai sebelumnya untuk membenarkan tindakan keras mereka terhadap muslim Uighur di wilayah paling barat China, Xinjiang.
“Pengetatan control atas muslim Utsul mengungkapkan wajah sebenarnya dari kampanye Komunis China terhadap komunitas lokal. Ini tentang mencoba memperkuat kontrol negara, ini murni gerakan anti-Islam,” ujar Ma Haiyun, seorang profesor di Frostburg State University di Maryland yang mempelajari Islam di China.
Kendati telah banyak tudingan yang ditujukan pada pemerintah China, negara tersebut berulang kali membantah babhwa mereka menentang Islam.
Akan tetapi, berbanding terbalik dengan bantahan tersebut, pemerintah China di bawah kepemimpinan Xi Jinping telah merobohkan masjid, tempat suci kuno, kubah dan menara Islam di barat laut dan tengah China.