Baca Juga: Didakwa Terima Suap Rp25,7 Miliar, Berikut Rincian Penggunaan Uang oleh Edhy Prabowo
Hubungan antara Rusia dan Amerika, juga Barat, masuk ke dalam titik terendah pascaperang dingin, terlebih pada tahun 2014 saat Rusia melakukan aneksasi kepada wilayah Ukraina.
Belum lagi, beberapa waktu lalu Joe Biden pernah mengutarakan sebuah pesan yang menyebutkan bahwa Vladimir Putih adalah "pembunuh" yang kian memperuncing hubungan antara dua negara besar tersebut.
Tak hanya itu, Joe Biden pun menyoroti Rusia karena sebuah laporan yang menyebutkan bahwa negara beruang itu telah menawarkan hadiah kepada kelompok militan Taliban dengan tujuan melenyapkan pasukan AS di Afghanistan.
Baca Juga: Berusaha Menyerang Anggota, Terduga Teroris di Makassar Ditembak Mati Tim Densus 88 Antiteror Polri
Masih belum usai, AS tampaknya tidak terima dengan dugaan keterlibatan Moskow dalam pemilu AS 2020.
Saat itu, Donald Trump, tampil sebagai penantang Joe Biden. Dugaan ini tercium dalam laporan yang menyebutkan adanya pengalihan dan pengarahan suara yang ditujukan kepada Trump.
Atas dasar sekelumit permasalahan tersebut, Joe Biden mengusulkan adanya pertemuan secara khusus dengan Vladimir Putin di negara ketiga yang memungkinkan para pemimpin untuk bisa membentuk kerja sama antarnegara.
Baca Juga: Harapan Andrea Dovizioso untuk Aprilia dan Comeback ke MotoGP di Musim Depan
Guna mengantisipasi sanksi baru, Dmitry Peskov selaku juru bicara Kremlin pun angkat suara.