PR DEPOK – Terkait konflik antara Palestina dan Israel, Presiden Turki Tayyip Erdogan melontarkan sejumlah kritik terhadap kekuatan barat.
Erdogan menilai bahwa negara-negara barat kurang memberikan tanggapan atas kekerasan Israel terhadap Palestina.
Terhadap dua negara barat, yaitu Austria dan Amerika Serikat, Erdogan melontarkan kritik atas respons mereka terhadap kekerasan Israel ke Palestina.
Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Dituntut 2 Tahun Penjara, Muannas: Ini Baru Permulaan Tunggu Kasus Chat Asusila
Pada kesempatan rapat kabinet, Erdogan mengkritik kebijakan Presiden AS Joe Biden untuk menjual senjata ke Israel.
Maka dari itu, Erdogan menyindir pemerintahan AS telah menulis sejarah dengan darah.
"Anda menulis sejarah dengan tangan berdarah dalam insiden yang merupakan serangan serius yang tidak proporsional di Gaza, yang menyebabkan ratusan ribu orang mati syahid," kata Erdogan sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.
Baca Juga: Prediksi Final Piala Prancis PSG vs AS Monaco, Ambisi Les Monegasques Akhiri Puasa Gelar 30 Tahun
Ia menjelaskan, menurut sumber kongres, pemerintahan Joe Biden pada Senin menyetujui potensi penjualan $735 juta atau sekitar Rp10,5 triliun senjata presisi dipandu ke Israel.
"Anda memaksa saya untuk mengatakan ini," ujarnya menambahkan.
Selain mengkritik AS, Erdogan selanjutya melontarkan sejumlah kritik terhadap pemerintahan Austria.
Ia mengutuk Austria sebagai kekuatan Eropa terkait tindakan yang baru-baru ini mereka lakukan.
Pasalnya menurut Erdogan, Austria malah mengibarkan bendera Israel di atas kanselir federal di Wina pada hari Jumat.
Maka dari itu, ia menilai bahwa kekuatan Eropa tengah melakukan pembiaran akibat pembantaian orang Yahudi pada masa silam.
"Negara bagian Austria sedang mencoba untuk membuat Muslim membayar harga untuk orang Yahudi yang menjadi sasaran genosida," kata Erdogan.
Baca Juga: Kompak Sebut Erdogan Ngomong Doang Soal Dukungan ke Palestina, Suryade-Panca: Aksinya Nol Besar
Dengan demikian, ia menilai meski ada upaya melakukan diplomasi oleh AS dan regional, sejauh ini gagal menghentikan lebih dari seminggu pertempuran mematikan antara Israel dan Palestina.
Erdogan yang merupakan seorang pembela vokal Palestina, telah menghubungi para pemimpin dunia dalam sepekan terakhir.
Ia dengan lantang menyerukan tindakan tegas terhadap Israel karena permusuhan regional paling sengit dalam beberapa tahun tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.
Baca Juga: Belum Lama Bercerai, KUA Pondok Gede Beri Penjelasan Isu Pernikahan Ayus dan Nissa Sabyan
Sementara itu, Kanselir Austria Sebastian Kurz, yang sangat pro-Israel, membantah tudingan bahwa kekuatan Eropa tengah melakukan pembiaran.
Sebaliknya, ia menyebut bahwa langkah itu diambil sebagai tanda solidaritas di tengah bentrokan Israel dan Palestina yang berlangsung sudah hampir dua minggu.
Israel menghantam Gaza dengan serangan udara pada hari Senin 10 Mei 2021.
Sedangkan, militan Palestina membalas serangan Israel dengan meluncurkan roket ke kota-kota Israel.***