Dampak Gelombang Panas dan Kekeringan, Korea Utara Alami Krisis Pangan Mengerikan

- 6 Agustus 2021, 11:16 WIB
Ilustrasi bendera Korea Utara.
Ilustrasi bendera Korea Utara. /Pixabay/Chickenonline./

Terbaru, Korea Utara dan Korea Selatan pekan lalu telah sepakat untuk membuka kembali hotline komunikasi yang terputus tahun lalu karena hubungan yang memburuk antara kedua negara.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memberlakukan berbagai sanksi terhadap Korea Utara karena mengejar program nuklir dan rudal balistiknya yang bertentangan dengan resolusi PBB.

Baca Juga: Ashanty Akan Jalani Pengobatan di Malaysia, Orang Tua Atta Halilintar: Nanti Tinggal di Tempat Kita

Diketahui sebelumnya, Pyongyang telah melakukan enam uji coba nuklir sejak 2006 dan uji coba rudal yang mampu menghantam Amerika Serikat.

Sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh dunia internasional dan penutupan perbatasan dengan China akibat pandemi Covid-19 telah memperparah krisis pangan di Korea Utara.

Korea Utara diperkirakan telah menghasilkan sekitar 4,4 juta ton biji-bijian tahun lalu, sekitar 240.000 ton lebih rendah dari tahun sebelumnya, menurut Institut Pengembangan Korea, sebuah lembaga pemikir Korea Selatan yang dikelola negara.

Baca Juga: Megawati Pertanyakan dari Mana Asalnya Kodok, Rizal Ramli: Mbak Mega kalau Nyindir Halus Banget tapi Jleb

Dikatakan negara komunis itu biasanya membutuhkan setidaknya 5,7 juta ton makanan untuk memberi makan 26 juta penduduknya. Ini berarti kekurangan pangan yang diperkirakan akan mencapai lebih dari 1,3 juta ton pada tahun ini.

Akibatnya harga biji-bijian telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir, dengan harga jagung diduga naik setidaknya 22 persen.

Harga beras, hasil panen terpenting di Korea Utara, naik dua kali lipat awal tahun ini, sempat stabil pada Juli lalu melonjak lagi, NIS melaporkan.

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: The Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x