Baca Juga: Komedian Nunung Jarang Tampil di Televisi, Sule: Nanti Kita Bikin Program Lagi lah
Lebih jauh, krisis tersebut bahkan tidak menyelamatkan warga Pyongyang yang kaya. Mereka dilaporkan berhenti menerima jatah makanan April lalu.
Etnis Tionghoa, yang memiliki koneksi kuat melintasi perbatasan dengan China dan telah menggunakannya untuk mengamankan pasokan makanan, berjuang untuk mempertahankan apa yang mereka butuhkan untuk menangkal krisis.
Dalam sebuah laporan pada bulan Juni, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB mengatakan impor tidak mungkin cukup untuk menutup kesenjangan pangan, yang bisa setara dengan pasokan makanan lebih dari dua bulan.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Kabar Pemilik KTP Elektronik Akan Dapat Bantuan Rp600.000, Simak Faktanya
Selama pertemuan penting partai yang berkuasa pada bulan Juni lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mendesak para pejabat untuk menemukan cara untuk meningkatkan produksi pertanian.
Kwon Tae-jin, seorang ahli di GS&J Institute swasta di Korea Selatan, mengatakan krisis Korea Utara akan berlanjut hingga panen jagung, beras, dan biji-bijian lainnya pada bulan September dan Oktober mendatang.***