Ancaman Terus Berlanjut, 9 Ibu Kota Provinsi di Afghanistan Telah Jatuh di Tangan Taliban

- 11 Agustus 2021, 21:30 WIB
Ilustrasi Afghanistan yang masih bergelut dengan serangan dari pasukan Taliban.
Ilustrasi Afghanistan yang masih bergelut dengan serangan dari pasukan Taliban. /Pixabay/ ErikaWittlieb
 
PR DEPOK - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah terbang ke garis depan untuk mencoba memotivasi pasukannya agar menang melawan Taliban ketika dua ibu kota regional jatuh ke tangan kelompok Islamis.
 
Yang pertama jatuh adalah kota Pul e Khumri, ibu kota provinsi Baghlan, dengan penduduk mengatakan Taliban telah memasuki kota dan mengibarkan bendera mereka di atas kantor gubernur Selasa malam.
 
Kemudian kota Faizabad, ibu kota provinsi Badakhshan, direbut pada hari ini ketika pasukan pemerintah mundur setelah berhari-hari bentrokan dengan kerugian besar di kedua belah pihak, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Daily Mail pada Rabu, 11 Agustus 2021.
 
 
Sementara itu satu unit pasukan komando Afghanistan yang bertahan di bandara di Kunduz, sebuah kota yang jatuh ke tangan Taliban dua hari lalu, akhirnya menyerah ketika serangan balasan pemerintah terhenti dan para jihadis memperkuat kendali mereka.
 
Ketiga kota tersebut terletak di utara negara Afghanistan dan jatuhnya kota akan mengkhawatirkan pemerintah karena di masa lalu wilayah itu telah diperintah oleh panglima perang yang memusuhi para jihadis.
 
Sebagai tanda meningkatnya kewaspadaan, Presiden Ghani terbang ke Mazar i Sharif, kota terbesar di utara, pada Rabu, 11 Agustus 2021, untuk bertemu dengan para panglima perang yang telah lama bersekutu.
 
Ghani dilaporkan telah bertemu dengan Atta Mohammad Noor, pemimpin kuat Mazar, dan Abdul Rashid Dostum, seorang panglima perang anti-Taliban terkenal yang pernah bertugas di jajaran Soviet.
 
 
Dilaporkan, Dostum beserta ratusan pasukannya telah terbang dengan sebuah pesawat dari ibu kota Afghanistan, Kabul menuju Mazar, di mana ia akan bergabung dalam pertempuran melawan Taliban.
 
Sebelumnya, Dostum kembali ke Afghanistan dari pangkalan permanennya di Turki pada pekan lalu untuk membantu menilai situasi keamanan.
 
Dan penerbangannya ke Mazar dilakukan hanya berselang dua hari setelah militan Taliban merebut salah satu rumahnya yang luas dan megah di provinsi Jawzjan.
 
Bahkan ketika fokus pemerintah bergeser ke utara, pertempuran terus berkecamuk di barat dan selatan Afghanistan dengan bentrokan berlangsung di kota-kota besar Herat, Lashkar Gah dan Kandahar.
 
Hampir satu-satunya kota besar yang saat ini tidak diserang adalah ibu kota Kabul, meskipun intelijen Amerika sekarang secara pribadi memperingatkan kota itu bisa jatuh hanya dalam sebulan.
 
Para pejabat Amerika sebelumnya telah memperingatkan Kabul dapat bertahan antara enam bulan dan satu tahun setelah pasukan Amerika Serikat meninggalkan negara itu, tetapi sejak itu secara dramatis menurunkan penilaian menjadi hanya beberapa minggu.
 
 
Mereka yang terlibat dalam memberikan keamanan bagi para diplomat Amerika di Kabul mengatakan bahwa mereka tengah merencanakan kemungkinan bagaimana mengeluarkan staf kedutaan jika keamanan kabul runtuh dalam waktu 90 hari.
 
Sementara itu, India telah menarik staf kedutaannya dari kota Mazar i Sharif dan menerbangkan mereka pada kemarin Selasa setelah pertempuran pecah di pinggiran kota.
 
Sementara itu di Kandahar, bentrokan sengit meletus antara gerilyawan Taliban dan pasukan keamanan, dengan pertempuran sengit dilaporkan terjadi di dekat penjara kota itu, yang coba dicapai oleh gerilyawan selama berminggu-minggu.
 
Diketahui, Taliban sering menargetkan penjara untuk membebaskan para pejuang yang dipenjara dan mengisi kembali barisan mereka.
 
 
Pertempuran dalam konflik berkepanjangan Afghanistan telah meningkat secara dramatis sejak Mei, ketika koalisi militer pimpinan Amerika Serikat memulai tahap akhir penarikan yang akan diselesaikan sebelum akhir bulan ini.
 
Taliban sebagian besar tampak acuh tak acuh terhadap tawaran perdamaian, dan mereka berniat meraih kemenangan militer untuk memahkotai kembalinya kekuasaan mereka setelah penggulingan 20 tahun lalu, pasca serangan 11 September.
 
Setelah menaklukkan sebagian besar wilayah utara, kini Taliban mengarahkan serangannya ke kota terbesar di kawasan itu, Mazar i Sharif, yang telah lama menjadi kunci utama bagi kontrol pemerintah atas wilayah utara.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x