Amnesty International Bongkar Pembunuhan Massal di Afghanistan Pasca Taliban Berkuasa

- 5 Oktober 2021, 18:10 WIB
Ilustrasi darah.*
Ilustrasi darah.* //Pixabay

Ia mengatakan bahwa peristiwa 30 Agustus merupakan "pembunuhan massal yang tidak manusiawi" yang dilakukan oleh Taliban.

Baca Juga: Kembali Ingatkan Utang Luar Negeri, PBB: Setengah Negara Miskin di Dunia Terancam

Raihana Azad bahwa pembunuhan massal di Khidr merupakan pelanggaran langsung terhadap klaim Taliban tentang amnesti umum nasional untuk mantan pasukan keamanan dan pegawai pemerintah Afghanistan.

Sedangkan, Agnes Callamard, sekretaris jenderal Amnesty International menyebutkan bahwa Taliban telah melakukan pelanggaran yang mengerikan di Afghanistan.

“Eksekusi berdarah dingin ini adalah bukti lebih lanjut bahwa Taliban melakukan pelanggaran mengerikan yang sama yang mereka lakukan selama pemerintahan mereka sebelumnya di Afghanistan,” kata Agnes Callamard.

Akan tetapi, pada 1 September 2021, Taliban telah membantah tudingan pembunuhan massal itu.

Sebaliknya, Saidqullah Abed, kepala polisi yang ditunjuk Taliban untuk Daykundi, hanya mengkonfirmasi bahwa salah satu pejuang mereka terluka dalam baku tembak.

Sedangkan Azad, mantan anggota parlemen, mengatakan pelanggaran Taliban di Daykundi tidak berakhir dengan pembunuhan.

Menurutnya, sejak Taliban merebut provinsi itu pada 14 Agustus, sehari sebelum mantan Presiden Ashraf Ghani melarikan diri Afghanistan, ribuan keluarga telah dipaksa meninggalkan rumah mereka di distrik Gizab dan Pato di provinsi pegunungan itu.

Baca Juga: Terkendala Terkait Pencairan Insentif Prakerja? Simak 5 Cara dan Penjelasannya

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah