Berdasarkan kabar yang dihimpun, sejak kudeta pada 1 Februari lalu oleh militer terhadap pemerintah terpilih yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi tersebut terjadi, sudah lebih dari 1.200 warga sipil tewas dalam protes dan ribuan ditahan.
Fenster adalah salah satu jurnalis di antara puluhan wartawan yang ditahan di Myanmar setelah protes dan pemogokan meletus setelah kudeta tersebut terjadi.
Selain itu, militer telah mencabut izin media, mengekang internet dan siaran satelit dan menangkap lusinan wartawan.
Bulan Juli lalu, Komite Perlindungan Jurnalis mengatakan dalam sebuah laporan bahwa penguasa Myanmar telah secara efektif mengkriminalisasi jurnalisme independen.
"Danny seharusnya tidak pernah ditangkap sejak awal dan hukuman gabungan 11 tahun untuknya menunjukkan seberapa jauh pihak berwenang Myanmar bersedia memberi sinyal bahwa mereka tidak menghormati media independen," ucap Ming Yu Hah, wakil direktur regional Amnesty International.
Baca Juga: Simak Tata Cara Mencetak Kartu Ujian SKB CPNS 2021
Selain itu, penerbit Frontier Myanmar, Sonny Swe, yang menghabiskan delapan tahun penjara selama era pemerintahan militer sebelumnya mengatakan dalam akun Twitter-nya bahwa terdapat banyak hal yang salah di Myanmar.***