Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha, mengatakan pada Minggu pagi, 9 Februari 2020, 52 orang dinyatakan mengalami luka-luka usai kejadian tersebut.
Dia juga menjelaskan alasan pria brutal tersebut termotivasi oleh dendam atas kesepakatan tanah, di mana ia merasa telah ditipu.
Warga Thailand pun berkumpul dan melakukan doa bersama di pusat kota Korat pada Minggu malam, 9 Februari 2020.***