Selain itu, skandal pesta membuat Partai Konservatif tertinggal jauh di belakang oposisi, Partai Buruh, dalam survei.
Pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer, menuduh Boris Johnson melanggar hukum, dan berbohong kepada parlemen ketika pertama kali ditantang tentang laporan partai.
Dia mengatakan publik tidak bisa lagi menganggap serius PM dalam hal respons pandemi.
Baca Juga: Antisipasi Omicron, Menko Marvest Sarankan Perkantoran untuk Work From Home
"Saya pikir dia melanggar hukum. Saya pikir dia sama baiknya dengan mengakui bahwa dia melanggar hukum," kata Starmer.
Ia mengutip permintaan maaf Boris Johnson kepada parlemen karena menghadiri salah satu acara semacam itu.
"Saya pikir dia kemudian berbohong tentang apa yang telah terjadi," ujarnya.
Anggota Parlemen Konservatif Tim Loughton bergabung dengan segelintir anggota parlemen di partai Boris Johnson secara terbuka menyerukan dia untuk mundur.
"Saya dengan menyesal sampai pada kesimpulan bahwa posisi Boris Johnson sekarang tidak dapat dipertahankan, bahwa pengunduran dirinya adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri seluruh episode yang tidak menguntungkan ini," katanya.