PR DEPOK - Ruang sholat abad ke-12 yang berada enam meter di bawah tanah ditemukan.
Ruang sholat itu adalah sebuah fondasi aula dari abad ke-12 yang telah ditemukan di bawah Masjid Al-Nuri Mosul, Irak.
Menurut pengelola situs bahwa masjid tersebut bersama dengan menara miring ikoniknya rusak parah selama pertempuran untuk mengusir para jihadis dari Mosul pada tahun 2017.
Baca Juga: Soal Kata-kata yang Menyinggung Masyarakat Kalimantan dan Sunda, Ganjar Pranowo: Tahan Diri lah
Sehingga situs ini sedang dalam tahap rekonstruksi dan perbaikan.
Menurut Khairdine Nasser, Direktur Departemen Barang Antik dan Warisan Mosul Provinsi Nineveh mengatakan bahwa ruang sholat tersebut ditemukan selama penggalian di bawah masjid untuk rekonstruksi.
Selain itu, ditemukan juga empat ruang tambahan untuk pelaksanaan wudhu juga di bawah ruang sholat itu.
Baca Juga: Polisi Sebut Fico Fachriza akan Jalani Rehabilitasi Narkoba 6 Bulan di RSKO Cibubur
Ruang- ruanh itu terhubung dan dibangun dari batu dan dinding.
Menurut Nasser, bahwa melalui penemuan ini dapat menambah pengetahuan yang lebih baik tentang permukaan masjid Al-Nuri.
Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari laman Hurriyet Daily news, bahwa setiap ruang wudhu memiliki tinggi tiga meter (hampir 10 kaki) dan lebar 3,5 meter.
Baca Juga: Kasus Varian Omicron Naik, Luhut Sebut Pemerintah Belum Berencana PPKM Darurat
Menurut laporan, bahwa ruangan sholat ini berada sekitar enam meter di bawah tanah.
Penemuan ini dipercaya dapat menguatkan pentingnya situs sejarah dan arkeologi ini.
Penggalian tersebut dilakukan dengan dukungan dari UNESCO dan pendanaan dari Uni Emirat Arab.
Fondasi aula yang lama ini ternyata lebih luas daripada aula yang dibangun pada tahun 1940-an.
Sebagai informasi, bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1172, tetapi sebagian besar dihancurkan dan dibangun kembali pada tahun 1942, kecuali menaranya yang bertahan lama.
UNESCO mengumpulkan lebih dari $100 juta pada tahun 2019 untuk “menghidupkan kembali semangat Mosul" melalui rekonstruksi masjid ini.
Pekerjaan rekonstruksi diharapkan akan selesai pada akhir tahun 2023 dengan sekitar setengah dana diberikan oleh UEA.***