PR DEPOK - Menjelang negosiasi nuklir Iran dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mennyalakan alarm peringatan.
Perdana Menteri Israel itu memperingatkan mitra Amerikanya, Joe Biden, mengenai kesepakatan nuklir baru dengan Iran.
Menurut Bennett, kesepakatan nuklir dengan Iran justru akan merusak kemampuan untuk menangani program nuklir internasional dan berpotensi mengganggu kestabilan kawasan Timur Tengah.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Pilih Langsung Ngantor, Ogah Rebahan di RS Setelah Operasi Imbas Kecelakaan Sepeda
“Ancaman terbesar terhadap Israel adalah Iran”
“Sebagai pemerintah, kami bertanggung jawab untuk menangani program nuklir Iran dan, tentu saja, kami memantau pembicaraan Wina antara Iran, Amerika Serikat, dan kekuatan dunia lainnya," ujar Bennett pada pertemuan kabinet, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Algemeiner pada Senin, 7 Februari 2022.
Bennet menegaskan bahwa posisi Israel jelas terhadap negosiasi nuklir bahwa kesepakatan antara Amerika Serikat dan Iran akan merusak program nuklir internasional.
“Siapapun yang berpikir bahwa kesepakatan nuklir dengan Iran akan meningkatkan stabilitas adalah keliru dan salah"
"Dalam beberapa pekan terakhir, tepatnya selama negosiasi, Iran meningkatkan agresi dan berulang kali menggunakan terorisme di kawasan Timur Tengah," ujar Bennet.
Diketahui sebelumnya, Bennett juga dikabarkan telah berbicara secara langsung dengan Presiden Joe Biden tentang meningkatnya agresi Iran dan langkah-langkah untuk memblokir program nuklir Iran.
Baca Juga: Buronan KST Intan Jaya Papua Dibekuk, ET Anak Buah Undius Kogoyo Terlibat Banyak Aksi Bersenjata
Selain itu, Bennett juga mengundang Joe Biden untuk mengunjungi Israel serta menyampaikan ucapan selamat atas operasi baru-baru ini yang menyebabkan kematian pemimpin ISIS Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi.
Salah satu penyiar Israel secara lebih detail melaporkan bahwa para pejabat Israel semakin khawatir bahwa pembicaraan di Wina dapat menghasilkan kesepakatan yang membuat Iran semakin kuat.
Forum strategis Israel-Amerika Serikat tentang masalah nuklir Iran telah bertemu dua kali dalam sebulan terakhir, yang mana menunjukkan urgensi di pihak para pejabat Israel.
Penyiar Israel itu mengatakan sumber-sumber Amerika menyebutkan bahwa upaya menangguhkan kesepakatan nuklir berbulan-bulan lebih baik daripada hanya beberapa pekan.
Menyinggung kemungkinan aksi militer Israel terhadap program nuklir Iran, Bennett mengatakan bahwa negaranya telah membangun kekuatan militer selama bertahun-tahun dan siap mempertahankan kebebasan bertindak dengan atau tanpa kesepakatan nuklir tersebut.
“Kami saat ini menutup kesenjangan dan membangun kekuatan militer Israel selama bertahun-tahun dan bahkan beberapa dekade yang akan datang"
"Kami, negara Israel akan mempertahankan kebebasan bertindak dalam hal apapun, dengan atau tanpa kesepakatan nuklir,” tutur Bennett.***