Invasi ke Ukraina Jadi Momen Penting, Australia Desak China Akhiri Dukungan Politik dan Ekonomi untuk Rusia

- 7 Maret 2022, 16:32 WIB
Australia desak China akhiri dukungan politik dan ekonomi untuk Rusia.
Australia desak China akhiri dukungan politik dan ekonomi untuk Rusia. /Reuters

PR DEPOK - Perdana Menteri Australia menyebut invasi Rusia ke Ukraina merupakan "momen pilihan bagi China".

Hal ini mendesak China untuk mengakhiri dukungan politik dan ekonomi diam-diam untuk perang.

Scott Morrison mendesak China untuk membentuk tindakan sekutu Rusianya dan membuktikan bahwa Beijing berkomitmen pada perdamaian global dan prinsip kedaulatan.

Baca Juga: Kopi dengan Kandungan Paracetamol dan Sildenafil Obat Kuat Ditemukan BPOM, dr Andi Khomeini: Jahat Banget

"Tidak ada negara yang memiliki dampak lebih besar saat ini terhadap agresi kekerasan Rusia terhadap Ukraina selain China," ucap Morrison dikutip PR Depok dari NDTV.

"Krisis yang sekarang mencengkeram Eropa menandai momen pilihan bagi China," sambungnya.

Presiden Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu di Beijing beberapa hari sebelum perang di Ukraina dimulai.

Mereka berjanji terkait persahabatan yang tentunya "tanpa batas".

Baca Juga: Mahfud MD: yang Ditakuti Koruptor Itu Sebenarnya Bukan Penjara, tapi Kemiskinan

Sejak itu, China telah menghindari kritik langsung terhadap perang, menyatakan simpati atas pembenaran Rusia dan menolak untuk bergabung dengan sanksi Barat.

Morrison menuduh Beijing mendukung Rusia dengan melonggarkan pembatasan perdagangan atas impor gandum Rusia.

Dia juga menyuarakan keprihatinan bahwa sebuah perusahaan China mungkin masuk untuk menggantikan layanan Visa dan Mastercard yang telah dibekukan di Rusia.

Baca Juga: Digantung Kepolisian, MS Korban Pelecehan di KPI Pusat Ungkap Kekecewaan: Laporan Saya Belum Ada Tindakan

"Hari ini kami bahkan mendengar kemungkinan keterlibatan UnionPay dari China dalam mendukung sistem pembayaran di Rusia," ungkap Morrison.

Morrison memaparkan sejumlah kekhawatiran tentang tindakan China yang lebih dekat ke dalam negeri.

Termasuk militerisasi fitur yang disengketakan di Laut China Selatan dan meningkatnya ketegangan di Selat Taiwan.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x