Soal Perang Rusia-Ukraina, China Tuding AS sebagai Dalangnya dan Tidak Peduli Situasi Internasional

- 7 Maret 2022, 19:05 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping selama pertemuan mereka di sela-sela KTT BRICS, di Brasilia, Brazil, 13 November 2019. Soal invasi ke Ukraina, Beijing menuding AS sebagai dalangnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping selama pertemuan mereka di sela-sela KTT BRICS, di Brasilia, Brazil, 13 November 2019. Soal invasi ke Ukraina, Beijing menuding AS sebagai dalangnya. /Ramil Sitdikov/Reuters

PR DEPOK – Persahabatan yang terjalin antara China dan Rusia masih sangat kuat meski banyak kecaman dunia internasional atas invasi ke Ukraina.

Hubungan kedua negara ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyusul isu miring di tengah invasi Moskow ke Ukraina.

Hubungan China dan Rusia sebelumnya diisukan mulai goyah akibat sanksi internasional atas invasinya ke Ukraina.

Baca Juga: Pemerintah Hapus Kewajiban Tes PCR dan Antigen untuk Perjalanan Domestik

Wang Yi lantas menawarkan bantuan Beijing dalam menengahi perdamaian antara kedua negara dan mendukung hubungan dengan Moskow meskipun ada kecaman internasional atas tindakan Rusia yang telah mengakibatkan ribuan kematian dan krisis kemanusiaan.

"Persahabatan antara kedua bangsa sangat kuat, dan prospek kerja sama kedua belah pihak di masa depan sangat luas," kata Wang pada konferensi pers tahunan seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Daily Mail.

China dengan tegas menolak untuk mengutuk serangan Rusia di Ukraina atau menyebutnya sebagai invasi sambil meminta negara-negara Barat untuk menghormati masalah keamanan yang sah bagi Rusia.

Baca Juga: Denny Darko Prediksi Thariq Halilintar akan Beli Rumah Pertengahan Tahun 2022: Gak Mau Dianggap Meniru Abang

Meski demikian, China menurutnya akan mengirim bantuan kemanusiaan ke Ukraina dan bersedia bekerja dengan komunitas internasional untuk melakukan mediasi yang diperlukan.

"Tidak peduli seberapa buruk situasi internasional, baik China dan Rusia akan mempertahankan tekad strategis mereka dan terus mendorong kemitraan koordinasi strategis yang komprehensif di era baru," katanya.

Wang Yi menyebut penyebab situasi darurat di Ukraina sebagai alasan yang kompleks yang tidak terjadi dalam semalam.

Baca Juga: Syarat dan Cara Daftar Online untuk Dapat Set Top Box atau STB Digital Gratis dari Kominfo Bermodalkan KTP

"Memecahkan masalah kompleks membutuhkan ketenangan dan rasionalitas, daripada menambahkan bahan bakar ke api dan mengintensifkan kontradiksi," katanya saat konferensi pers di sela-sela pertemuan tahunan parlemen China.

China bersedia untuk terus melakukan upayanya menyelesaikan krisis kemanusiaan dan Palang Merah negara itu akan sesegera mungkin memberikan sejumlah bantuan ke Ukraina, kata Wang, tanpa memberikan rincian.

Kali ini adalah pertama kalinya negara itu mengumumkan bantuan seperti itu.

Baca Juga: Update Covid-19 Indonesia 7 Maret 2022: Tambahan Kasus Corona Baru Hari Ini Sebanyak 21.381

China mengusulkan bahwa tindakan kemanusiaan harus mematuhi prinsip-prinsip netralitas,  ketidakberpihakan, dan masalah kemanusiaan tidak boleh dipolitisasi.

Beijing telah berulang kali mengatakan akan memainkan peran konstruktif dalam menyerukan negosiasi untuk menyelesaikan krisis, namun sebelumnya tidak berkomitmen untuk bergabung atau menjadi tuan rumah pembicaraan damai apapun.

Wang Yi juga menggambarkan hubungan China-Rusia sebagai hubungan bilateral paling penting di dunia yang berperan bagi perdamaian, stabilitas, dan pembangunan dunia.

Baca Juga: Cholil Nafis: Jangan Sampai Pencemarah yang Mengkritik Pemerintah Disebut Radikal

Sebagai informasi, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengandalkan hubungan dekat negaranya dengan China untuk menyelamatkannya dari sanksi luas yang telah memukul ekonomi dengan keras.

Sebaliknya, China menuduh Washington memprovokasi perang dengan tidak mengesampingkan keanggotaan NATO untuk Ukraina.

"Kami berharap pelaku krisis akan merefleksikan peran mereka dalam krisis Ukraina, mengambil tanggung jawab mereka, dan mengambil tindakan praktis untuk meredakan situasi dan memecahkan masalah alih-alih menyalahkan orang lain," kata Wang Yi.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah