Chernobyl Berhenti Kirim Data, Badan Atom Dunia: Sistem Pemantau Keamanan Hilang Sejak Rusia Ambil Alih

- 9 Maret 2022, 19:27 WIB
Potret pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl yang baru dikuasi oleh Pasukan Rusia.
Potret pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl yang baru dikuasi oleh Pasukan Rusia. /Gleb Garanich/Reuters

PR DEPOK - Pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl berhenti mengirimkan data ke Badan Pengawas Atom PBB.

Menurut badan pengawas PBB itu, Chernobyl tidak lagi mengirimkan datanya setelah hampir dua minggu pasukan Rusia merebut pabrik.

Kepala badan Badan Energi Atom Internasional Rafael Grossi mengindikasikan bahwa transmisi data jarak jauh dari sistem pemantauan pengamanan yang dipasang di PLTN Chernobyl telah hilang.

Baca Juga: China Dinilai Cari Aman Atas Konflik Rusia-Ukraina, CIA Minta AS-Taiwan Waspadai Kemungkinan Invasi Beijing

"Badan sedang mencari status sistem pemantauan pengamanan di lokasi lain di Ukraina dan akan segera memberikan informasi lebih lanjut," katanya.

PLTN Chernobyl merupakan lokasi bencana mengerikan pada 1986 silam, menewaskan ratusan orang dan menyebarkan kontaminasi radioaktif ke seluruh Eropa.

Badan Energi Atom Internasional juga menyuarakan keprihatinan bagi staf yang bekerja di bawah penjagaan Rusia.

Baca Juga: Bicara dengan Presiden Jokowi, PM Jepang Fumio Kishida Ajak ASEAN Ambil Sikap atas Invasi Rusia ke Ukraina

Para staf, menurut laporan badan tersebut, tidak diizinkan untuk bergiliran dengan rekan-rekan mereka yang tidak bertugas pada hari serangan itu.

Lebih dari 200 staf teknis dan penjaga tetap terjebak di Chernobyl, bekerja 13 hari berturut-turut sejak pengambilalihan Rusia.

PLTN Chernobyl terletak di dalam zona eksklusi yang menampung reaktor yang dinonaktifkan serta fasilitas limbah radioaktif.

Baca Juga: Geram Polemik Jokowi 3 Periode, Refly Harun Sampai Bandingkan dengan SBY

Lebih dari 2.000 staf masih bekerja di pabrik karena membutuhkan manajemen yang konstan untuk mencegah bencana nuklir lainnya.

Badan PBB tersebut telah meminta Rusia untuk mengizinkan pekerja bergilir karena istirahat dan shift reguler sangat penting untuk keselamatan lokasi.

"Saya sangat prihatin dengan situasi sulit dan penuh tekanan yang dihadapi staf di PLTN Chernobyl dan potensi risiko yang ditimbulkannya untuk keselamatan nuklir," ujar Grossi.

Baca Juga: Hasil Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 23 Resmi Diumumkan, Cek Nama Peserta yang Lolos dengan 3 Cara Ini

Diketahui sebelumnya, pasukan Vladimir Putin merebut Chernobyl yang sudah tidak berfungsi pada 24 Februari lalu ketika Rusia menginvasi skala penuh ke Ukraina.

Lebih dari seminggu setelah merebut Chernobyl, tentara Rusia mengambil alih serangan dan mengambil alih pembangkit listrik tenaga atom terbesar di Eropa, Zaporizhzhia, menarik tuduhan teror nuklir dari Pemerintah Ukraina.

PLTN Zaporizhzhia memiliki enam reaktor dengan desain yang lebih modern dan lebih aman daripada reaktor yang dilebur di Chernobyl.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The National News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah