China Akhirnya Sebut Konflik Rusia dan Ukraina sebagai Perang, Tanda Beijing Tarik Dukungan pada Kremlin?

- 11 Maret 2022, 21:30 WIB
China akhirnya menyebut konflik Rusia dan Ukraina sebagai perang, setelah sebelumnya enggan menyebut Moskow menginisiasi perang dengan Kiev.
China akhirnya menyebut konflik Rusia dan Ukraina sebagai perang, setelah sebelumnya enggan menyebut Moskow menginisiasi perang dengan Kiev. /REUTERS/Jason Lee./

PR DEPOK - China untuk pertama kalinya menyebut konflik Rusia dan Ukraina sebagai perang, setelah sebelumnya enggan menyebut Moskow menginisiasi perang terhadap Kiev.

China sebelumnya memilih bungkam dibanding harus secara terang-terangan mendukung atau mengecam invasi Rusia terhadap Ukraina.

Melalui Menteri Luar Negeri (Menlu), Wang Yi, China untuk pertama kalinya menyebutkan bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina merupakan perang.

"Kami berharap untuk melihat pertempuran dan perang berhenti sesegera mungkin," kata Menlu China, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Daily Mail.

Baca Juga: Rusia Lakukan Penembakan Warga Sipil Kota Dhinpro Ukraina, Kyiv Dijadikan Benteng: Ini Menakutkan

Wang Yi mengatakan seruan penghentian perang Rusia-Ukraina pada hari Kamis dalam panggilan konferensi video dengan Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian.

Perubahan sikap Beijing yang sebelumnya enggan menyebut sekutu besarnya melakukan invasi dan memicu perang terhadap Ukraina sekarang mulai melunak.

Selain mulai menyebut konflik Rusia dan Ukraina sebagai perang, kini China juga telah membatasi ekspor ke negeri Beruang Merah tersebut.

Baca Juga: Klaim Sikap Duka AS Soal Konflik Ukraina-Rusia Munafik, Jurnalis Brasil: Mereka Lakukan juga di Irak

China menolak untuk memasok maskapai Rusia dengan suku cadang pesawat, kata seorang pejabat di otoritas penerbangan Rusia.

Beijing yang selama ini diam bahkan cenderung memberi pembelaan kepada pemerintahan Putin kini terlihat mulai melunak.

Di awal invasi Rusia terhadap Ukraina, Beijing sempat menyebut NATO telah menyudutkan Kremlin sehingga tindakan Vladimir Putin sebenarnya dipicu oleh NATO.

Baca Juga: Redam Invasi Rusia, Uni Eropa Kirim Lagi Bantuan Militer ke Ukraina dengan Jumlah Fantastis

Pada kesempatan sidang PBB pun, China menjadi salah satu pihak yang memilih netral dalam konflik Rusia-Ukraina dan menolak menyebut tindakan Kremlin sebagai agresi.

Akan tetapi saat ini, Beijing seperti melihat opsi lain selain diam yaitu mendamaikan pihak Rusia dan Ukraina.

Bahkan, menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina, Dmitry Kuleba, China memberi respons positif saat dimintai menjadi juru damai antara Kremlin dan Kiev.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x