“Ada lebih dari 6.000 warga China di Ukraina. China adalah mitra dagang terbesar Rusia dan Ukraina, dan importir minyak mentah dan gas alam terbesar di dunia. Konflik antara Rusia dan Ukraina tidak baik untuk China. Seandainya China tahu tentang krisis yang akan segera terjadi, kami akan mencoba yang terbaik untuk mencegahnya,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.
Sementara itu, analis dan pejabat AS telah menyebutkan bahwa China mungkin mengetahui Vladimir Putin sedang merencanakan sesuatu meski tidak sejauh itu.
Usai perdebatan ini muncul, sejumlah pihak berspekulasi menyebut bahwa kemungkinkan China menarik dukungannya untuk Rusia.
Selain itu, ada juga klaim yang menyebut China memiliki pengetahuan sebelumnya tentang aksi militer Rusia dan menuntut Rusia menundanya sampai Olimpiade Musim Dingin selesai.
Selanjutnya, isu baru-baru ini lebih lanjut mengklaim bahwa Rusia sedang mencari bantuan militer dari China.
Akan tetapi, Duta Besar Qin Gang mengatakan bahwa Pemerintah China tidak tahu bahwa invasi itu akan terjadi.
Dengan demikian, Qin mencela kampanye sanksi global akibat invasi Rusia ke Ukraina yang umumnya ditentang China (meskipun telah mengeluarkan beberapa sanksi di masa lalu), dan mengatakan ancaman menggunakannya terhadap perusahaan China yang dianggap tidak dapat diterima.
Ia juga menekankan, masalah Taiwan dengan Ukraina adalah hal yang sama sekali berbeda.