PR DEPOK - Perang Rusia di Ukraina yang berlangsung selama sebulan, telah menewaskan ribuan orang, jutaan penduduk mengungsi, dan membuat kota-kota hancur.
Sebagian besar angkatan bersenjata Rusia dilaporkan merasa frustasi akibat perlawanan sengit dari Ukraina. Perang tersebut dianggap sebagai pertempuran tanpa akhir.
Sebelumnya pada 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina dan menyiratkan kemungkinan eskalasi nuklir jika Barat campur tangan.
Baca Juga: Tes Psikologi: Uji Kejelian Mata dalam 10 Detik untuk Hitung Jumlah Huruf 'P' pada Gambar
Setelah Rusia tidak dapat menguasai Ukraina dengan serangan kilat pada pekan pertama, mereka mengubah strategi menjadi pemboman kota-kota dengan artileri, serangan udara dan, misil.
Warga sipil termasuk rumah sakit, gereja dan perumahan menjadi target, membuat Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut Vladimir Putin sebagai penjahat perang.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera pada Kamis, 24 Maret 2022, pasukan Rusia telah berulang kali menyerang Ibu Kota Ukraina, Kyiv, tetapi tetap saja gagal mengepung kota.
Kota pelabuhan Mariupol selatan yang terkepung telah terkena dampak paling parah, menjadi sasaran pemboman selama berminggu-minggu yang telah menewaskan sedikitnya 2.300 orang dan menghancurkan sebagian besar kota.