Soal Perang Rusia-Ukraina, Presiden Bank Dunia Prediksi Dampak Mengerikan bagi Dunia

- 22 April 2022, 13:40 WIB
Presiden Bank Dunia David Malpass. Terkait dampak perang Rusia di  Ukraina, David memperingatkan akan adanya ancaman bencana kelaparan.
Presiden Bank Dunia David Malpass. Terkait dampak perang Rusia di Ukraina, David memperingatkan akan adanya ancaman bencana kelaparan. /Mike Theiler/Reuters/

PR DEPOK – Terkait perang Rusia dan Ukraina, banyak pihak yang menyorotinya dengan serius.

Sejak awal invasi Rusia di Ukraina, tidak hanya kedua negara yang mengalami krisis.

Seluruh dunia juga turut merasakan dampak perang antara Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Ledakan Bom Guncang Masjid Syiah di Afghanistan, 10 Orang Tewas dan 40 Orang Terluka

Terkait hal ini, dunia diperingatkan akan “bencana manusia” saat Vladimir Putin memicu kelaparan global.

Menurut Presiden Bank Dunia David Malpass, rekor kenaikan biaya makanan yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina dapat mendorong ratusan juta orang ke dalam kekurangan gizi dan kemiskinan.

Presiden Bank Dunia memperingatkan hal tersebut, setelah Irlandia menuduh Vladimir Putin menggunakan taktik militer untuk merekayasa krisis pangan di seluruh dunia di atas gelombang besar pengungsi dan melonjaknya biaya energi.

Baca Juga: Tak Perlu Pakai KIP, Tunjukan 2 Syarat Ini agar Siswa SD, SMP, dan SMA Bisa Dapatkan PIP Kemdikbud 2022

Pasalnya, Rusia dan Ukraina yang sedang terlibat dalam perang merupakan pengekspor lebih dari seperempat gandum dunia, namun telah membuat harga melonjak.

Bank Dunia yang berbasis di AS, yang memberikan pinjaman dan hibah kepada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah untuk proyek-proyek modal, menghitung akan ada kenaikan yang mengejutkan sebesar 37 persen dalam biaya makanan.

Bank Dunia memperkirakan efek perang Rusia dan Ukraina akan sangat dirasakan orang miskin.

Baca Juga: Sebut Menentang Sanksi dalam Selesaikan Perselisihan, Xi Jinping: Kami Mendukung Dialog dan Konsultasi

Menurut Institut Kiel untuk Ekonomi Dunia Jerman, negara-negara Afrika yang sangat bergantung pada ekspor biji-bijian Rusia dan Ukraina akan terkena dampak paling parah.

“Ini adalah bencana manusia, yang berarti nutrisi turun. Tapi kemudian itu juga menjadi tantangan politik bagi pemerintah yang tidak bisa berbuat apa-apa mereka tidak menyebabkannya dan mereka melihat harga naik,” kata Mr Malpass dari Institut Kiel seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Daily Mail.

Tentang kenaikan harga, Mr Malpass mengatakan bahwa akan mempengaruhi komoditas lainnya.

Baca Juga: BLT Dana Desa 2022 Kapan Cair? Simak Jadwal dan Cara Cek Nama Penerima dengan Login sid.kemendesa.go.id

“Ini memengaruhi makanan dari semua jenis yang berbeda, minyak, biji-bijian dan kemudian masuk ke tanaman lain, tanaman jagung, karena mereka naik ketika gandum naik,” ujarnya.

ia mengatakan stok global besar menurut standar historis, tetapi harus ada proses berbagi atau penjualan untuk membawa makanan ke tempat yang paling dibutuhkan.

Presiden Bank Dunia juga memperingatkan adanya krisis dalam krisis yang timbul dari ketidakmampuan negara-negara berkembang untuk membayar utang pandemi yang besar di tengah kenaikan tajam harga pangan dan energi.

Baca Juga: BLT Balita Masih Cair April Ini, Segera Daftar PKH 2022 Online agar Anak Usia 0-6 Tahun Dapat Bansos Rp3 Juta

Sementara itu, Kepala eksekutif David Beasley mengatakan kekurangan makanan yang disebabkan oleh perang dapat menyebabkan malapetaka di atas malapetaka'.

Sebelumnya, Perdana Menteri Irlandia Michael Martin menuding Vladimir Puti berniat menyebabkan ketidakstabilan internasional yang besar untuk makanan, dengan sengaja menargetkan gudang biji-bijian.

“Silo biji-bijian terbesar di Ukraina semuanya telah diratakan sehingga ada tujuan strategis yang sangat jelas untuk menciptakan krisis pangan di atas krisis energi yang telah diciptakan serta mengobarkan perang tidak bermoral dan tidak adil di Ukraina sendiri,” ujarnya.

Baca Juga: Pekerja dengan Kriteria Ini Bisa Dapat BSU 2022 Rp1 Juta, Segera Cek Status Anda di kemnaker.go.id

Martin mengatakan bahwa Vladimir Putin ingin menciptakan krisis pangan besar sebagai bagian dari kejahatannya terhadap kemanusiaan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x