PR DEPOK – China terus menerapkan lockdown ketatnya di kota Shanghai, akibat wabah Covid-19 yang disebabkan varian Omicron melanda kota itu.
Lockdown tersebut menyebabkan jutaan penduduk Shanghai terpaksa harus dikurung di rumah mereka.
Lockdown ketat yang diberlakukan China di Shanghai itu mirip dengan Wuhan pada 2020, ketika Covid-19 pertama kali terdetksi.
China memberlakukan lockdown ketat untuk menerapkan apa yang disebut sebagai strategi nol-Covid mereka.
Baca Juga: Cara Daftar DTKS Online Lewat Aplikasi Cek Bansos, Hanya Perlu KTP dan KK agar Terdata
Kini, mirip seperti orang-orang di Wuhan yang menyerukan kemarahan dan kekecewaan serta tanggapan keras pihak berwenang di media sosial, penduduk di Shanghai melakukan hal yang sama, seperti dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.
Mereka mempertanyakan kebijakan yang telah mengganggu pasokan makanan, keluarga yang terpisah, dan sumber daya medis yang terganggu.
Berbeda dengan sebagian besar dunia yang mencoba hidup dengan virus, orang-orang di Shanghai menggunakan jurnal, video, audio, catatan WeChat, dan posting Weibo untuk melampiaskan rasa frustrasi mereka dan bertanya apakah lockdown tanpa akhir itu masuk akal.
Tetapi China, negara di mana wacana publik dan media sosial dikontrol secara ketat, pemerintah segera mengontrol aliran informasi.