Baca Juga: Cara Daftar BLT Balita 0-6 Tahun Lewat HP, Siapkan KK dan KTP untuk Cairkan Rp3 Juta
Menurut Andrews, militer Myanmar telah membunuh sedikitnya 142 anak dan secara sewenang-wenang menahan lebih dari 1.400.
Setidaknya 61 anak, termasuk beberapa di bawah usia tiga tahun, dilaporkan disandera, sementara PBB mengatakan telah mendokumentasikan penyiksaan terhadap 142 anak sejak kudeta.
“Saya menerima informasi tentang anak-anak yang dipukuli, ditikam, disundut dengan rokok, dan menjadi sasaran eksekusi palsu, dan yang kuku dan giginya dicabut selama sesi interogasi yang panjang,” ungkap Andrews.
Pakar PBB tersebut mengatakan serangan terhadap anak-anak menunjukkan tanggapan masyarakat internasional terhadap kudeta telah gagal.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Hari Ini Sabtu, 18 Juni 2022: Waspada Hujan Disertai Petir pada Siang dan Sore Hari
“Negara-negara harus segera mengambil tindakan terkoordinasi untuk mengatasi meningkatnya krisis politik, ekonomi dan kemanusiaan yang menempatkan anak-anak Myanmar pada risiko menjadi generasi yang hilang,” katanya.
Ia mendesak peningkatan tekanan pada para pemimpin kudeta, dan langkah-langkah yang lebih kuat untuk mengekang kemampuan militer dalam membiayai tindakan mereka.
“Negara harus mengejar sanksi ekonomi yang lebih kuat dan investigasi keuangan yang terkoordinasi. Saya mendesak negara-negara anggota untuk berkomitmen pada peningkatan dramatis dalam bantuan kemanusiaan dan dukungan regional yang tegas bagi para pengungsi,” ujarnya.
Negara-negara termasuk Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris telah memberlakukan sanksi terhadap para pemimpin kudeta dan beberapa bagian dari bisnis militer.