Sementara itu, saksi mata mengatakan bahwa pasukan keamanan Taliban melepaskan tembakan peringatan, dan video di media sosial dari Herat dan Kabul menunjukkan mereka membubarkan pengunjuk rasa dengan kekerasan.
Baca Juga: Cara Cek Penerima BSU Tahap 4 di Link siapkerja.kemnaker.go.id, Pastikan Pekerja Menerima Bantuan
Di Bamiyan, Alizada mengatakan Taliban memukul gadis-gadis yang berdemonstrasi, merusak ponsel mereka, dan menyebut mereka 'jalang'.
“Seorang Taliban mengarahkan senjatanya ke seorang gadis yang mengancam akan menembaknya, tetapi kami semua menghentikannya melakukan ini,” katanya.
Di kota Balkh, 20km barat laut Mazar-i-Sharif, para demonstran mengalami kesulitan sejak awal ketika anggota Taliban mengurung mereka di dalam kampus mereka.
“Taliban mengepung Universitas Balkh dari lima arah dan tidak mengizinkan siswa pergi untuk berpartisipasi dalam protes,” ungkap Mosawi.
Heather Barr, direktur asosiasi Divisi Hak Perempuan di Human Rights Watch, mencatat betapa berbahayanya melakukan protes di Afghanistan.
“Tanggapan Taliban, dapat diduga, brutal, termasuk strategi kekerasan baru seperti mengunci siswa di asrama mereka. Taliban tampaknya tidak memiliki toleransi sama sekali terhadap protes oleh wanita dan anak perempuan, bahkan ketika protes tersebut tidak secara khusus tentang pelanggaran mereka,” kata Barr.
Penelitian baru-baru ini menemukan bahwa Taliban tidak berbuat banyak untuk melindungi atau membantu komunitas yang menjadi sasaran ketika mereka menghadapi serangan.