Sangat dilema untuk memilih antara menghasilkan uang untuk bertahan hidup dan menghabiskan waktu berjam-jam di klinik atau rumah sakit, yang akan berdampak serius pada 54,5 persen penduduk Afghanistan yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Seperti yang telah diketahui bersama bahwa Taliban pun telah memberlakukan sejumlah pembatasan terhadap perempuan termasuk larangan pendidikan, melarang mereka bersekolah di Sekolah Menengah atau Universitas sejak bulan Desember tahun 2022 lalu. Pada November 2022, Taliban melarang perempuan memasuki taman atau pasar malam di Kabul.
Dengan adanya pembatasan bagi dokter pria untuk merawat pasien wanita, dapat memungkinkan pasien wanita dan anak perempuan Afghanistan bisa meninggal karena aturan gender yang diberlakukan oleh Taliban, yang memblokir bantuan medis yang didanai oleh Inggris.
Di bawah aturan baru ini wanita hanya dapat dirawat oleh wanita ini pun tidak menjamin keselamatan bagi petugas medis wanita untuk bekerja dari tindakan semena-mena para pemimpin Taliban.***