Bisa Jadi Inspirasi, PNS Ini Dimutasi 56 Kali dalam Waktu 26 Tahun karena Terus Ungkap Kasus Korupsi

- 31 Juli 2020, 13:49 WIB
Potret PNS di India yang dimutasi 56 kali karena ungkap kasus korupsi, Ashok Khemka.
Potret PNS di India yang dimutasi 56 kali karena ungkap kasus korupsi, Ashok Khemka. /OBN

PR DEPOK - Satu buku yang ditulis oleh dua orang jurnalis berhasil mengungkap pengalaman seorang pegawai negeri sipil (PNS) di India yang mendapatkan perlakuan tidak adil ketika menolak untuk berkompromi dan tutup mulut mengenai kebenaran politik di negaranya.

Kedua jurnalis yang diketahui bernama Bhavdeep Kang dan Namita Kala menuliskan satu buku bertajuk 'Just Transffered: The Untold Story of Ashok Khemka' atau jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia 'Hanya Dipindahkan: Kisah Tak Terungkap dari Ashok Khemka'.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian, seorang pria yang bekerja sebagai PNS dikisahkan dalam buku tersebut bernama Ashok Khemka dan kini telah berusia 54 tahun.

Baca Juga: Terinsipirasi oleh IU, Kim Heechul Laporkan Ribuan Komentar Jahat Haters ke Pihak Kepolisian 

Selama 26 tahun berdedikasi dan mengabdikan diri kepada pemerintah India, Ashok Khemka setidaknya sudah dimutasi sebanyak 56 kali oleh atasannya lantaran terus mengungkap kasus korupsi para politisi.

Sebanyak 56 kali dimutasi itu, Ashok Khemka kerap mengalami hal tersebut setiap enam bulan sekali. Akan tetapi pada satu waktu, ia sempat merasakan dimutasi kembali hanya dalam waktu satu minggu.

"Sepanjang kariernya, Ashok Khemka telah menderita oleh atasannya lantaran menolak untuk diajak berkompromi. Tetapi, tindakan mereka yang memiliki kepentingan pribadi belum mampu mengguncang semangatnya yang tak tergoyahkan," kata dua penulis itu dalam bukunya.

Mengalami hal tersebut tentu bagi Ashok Khemka merasa terhina dan lelah, terutama dirinya telah berkeluarga. Pengalamannya dimutasi tersebut pastinya selain menyulitkan dirinya tetapi juga membuat anggota keluarganya pun turut menderita.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Terus Meningkat, Epidemiolog: PSBB Transisi Anies Baswedan Tidak Efektif! 

"Itu adalah penghinaan yang sulit diterima oleh saya pribadi dan juga keluarga saya," ucap Ashok Khemka.

Selam enam bulan sekali dirinya terpaksa untuk menyewa rumah. Setelah keluarganya mulai untuk beradaptasi dengan lingkungan dan bersosialisasi dengan tetangga sekitar, justru mereka dipaksa pergi lantaran Ashok Khemka dimutasi lagi oleh atasannya.

Akibat sudah 56 kali dimutasi, anak dari Ashok Khemka dilaporkan telah terbiasa berpindah-pindah sekolah serta kehilangan teman-temannya baik di lingkungan sekolah maupun di tempat tinggal mereka.

Dengan seringnya dipindahtugaskan, Ashok Khemka telah dikenal oleh sejumlah kalangan PNS lainnya di India dengan sosok 'pengungkap kebenaran'.

Baca Juga: Cek Fakta: Jokowi Dikabarkan Jarang Kenakan Pakaian Khas Jawa karena Tidak Percaya Diri dan Kuno 

Kemana pun Ashok Khemka dipindahtugaskan ke negara bagian India lainnya, politikus yang bekerja di tempat tujuan dirinya dipindahkan dengan segera merasa khawatir dan cemas lantaran takut kebusukan serta skandal korupsi mereka akan terkuak.

Maka dari itu, sebelum Ashok Khemka berlama-lama dipindahkan ke tempat baru, para politikus memikirkan berbagai cara dan alasan untuk dengan segera kembali memindahkan Ashok Khemka dimutasi ke tempat kerja lainnya.

Nama Ashok Khemka mulai dikenal pada tahun 2012 ketika itu Ashok Khemka mampu membatalkan perjanjian tanah ilegal oleh Robert Vadra, menantu Partai Kongres Sonia Gadhi.

Kepada The Guardian, Ashok Khemka mengatakan bahwa dirinya kini enggan untuk menyebutkan nama dan memilih untuk menyerahkannya kepada penulis untuk menggali fakta tentang politisi yang terus memindahkannya.

Baca Juga: Nadiem Makarim Ditantang Atasi Masalah PJJ, Fahri Hamzah: Buat Infrastruktur Digital Seperti Gojek 

Berdasarkan laporan tahunan dari pengawas anti-korupsi Transparency International menyebutkan lebih dari setengah orang India telah melakukan praktik suap pada pihak kepolisian serta pejabat pemerintah lainnya.

Lebih lanjut, hampir setengah anggota parlemen di negara tersebut memiliki kasus pidana yang harus tertunda.

"Kamu harus terus melakukannya jika kamu ingin membawa perubahan. Mereka tidak akan merasa menderita jika mereka adalah petugas yang jujur," ucap Ashok Khemka.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x