PR DEPOK – Pemerintah Swedia mengungkap bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk melakukan perubahan besar-besaran terhadap undang-undang kebebasan berbicara.
Akan tetapi, Swedia berulang kali akan melihat langkah-langkah yang memungkinkan polisi untuk menghentikan pembakaran kitab suci di depan umum jika ada ancaman yang jelas terhadap keamanan nasional.
“Kami membela kebebasan berbicara Swedia,” Perdana Menteri Ulf Kristersson mengatakan pada konferensi pers pada hari Selasa, seperti dikutip dari Reuters.
Namun dia mendesak orang untuk menggunakan kebebasan berbicara secara bertanggung jawab dan hormat.
Baca Juga: TNI Tegaskan Tidak Ada Intervensi Pihaknya pada Kasus Dugaan Suap Basarnas
“Di negara bebas seperti Swedia, Anda memiliki banyak kebebasan. Tetapi dengan tingkat kebebasan yang besar itu, datanglah tanggung jawab yang besar,” kata Kristersson.
“Segala sesuatu yang sesuai hukum itu tidak selamanya benar. Bisa saja buruk, tetapi masih sesuai hukum. Kami mencoba untuk mempromosikan nada hormat antara negara dan masyarakat,” tambahnya.
Dia juga mengatakan pemerintah untuk sementara akan meningkatkan keamanan internal dan kontrol perbatasan, memberi polisi wewenang yang lebih luas untuk menghentikan dan menggeledah orang.
Baca Juga: Dapatkan Pinjaman Rp50 Juta dengan Bunga 6 Persen, Cek Syarat Pinjaman KUR BRI 2023 di Sini