Serangan di Gaza Masuki Hari ke-100, PBB: Menodai Kemanusiaan Kita Bersama

- 14 Januari 2024, 14:29 WIB
Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel terhadap sebuah rumah di tengah konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas di Jabalia, Jalur Gaza utara, pada tanggal 3 Januari 2024.
Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel terhadap sebuah rumah di tengah konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas di Jabalia, Jalur Gaza utara, pada tanggal 3 Januari 2024. /REUTERS/Emad Gabon/

PR DEPOK – Seorang pejabat tinggi PBB mengatakan bahwa perang antara Israel dan Hamas di Gaza menodai kemanusiaan, ketika konflik di wilayah itu memasuki hari ke-100.

“Kematian besar-besaran, kehancuran, pengungsian, kelaparan, kehilangan dan kesedihan dalam 100 hari terakhir menodai kemanusiaan kita bersama,” kata kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, Philippe Lazzarini, dalam sebuah pernyataan saat ia mengunjungi Jalur Gaza.

Lazzarini mengutuk serangan yang dilancarkan Hamas dan kelompok lain pada 7 Oktober, yang mengakibatkan kematian 1.140 orang dan sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi.

“Sudah 100 hari cobaan dan kecemasan yang dialami para sandera dan keluarga mereka,” kata Lazzarini, seperti dikutip dari Channel News Asia.

Baca Juga: Berapa Jumlah Uang KJP Plus Januari 2024 yang Cair? Berikut Informasinya Lengkap dengan Cara Cek Penerima

Sejak 7 Oktober, serangan Israel di Gaza menewaskan sedikitnya 23.843 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Lazzarini mengatakan seluruh generasi anak-anak mengalami trauma dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pulih.

“Masyarakat hidup dalam kondisi yang tidak manusiawi, dimana penyakit menyebar, termasuk di kalangan anak-anak.

“Mereka hidup dalam situasi yang tidak dapat ditinggali, dan waktu terus berjalan menuju kelaparan,” ujarnya.

Baca Juga: Liburan Disini Aja! 5 Rekomendasi Tempat Wisata Terkenal di Subang, Pesona Alam yang Menawan

Pemboman di Gaza Terus Dilakukan

Di kota selatan Rafah, serangan udara Israel terhadap sebuah rumah yang menampung dua keluarga pengungsi menewaskan 10 orang, menurut kementerian kesehatan Gaza.

Sambil memegang foto seorang gadis yang meninggal dengan sepotong roti di tangannya, Bassem Arafeh, seorang kerabatnya, mengatakan bahwa keluarga-keluarga di Rafah sedang makan malam ketika rumah itu dihantam pada Jumat malam.

“Anak ini meninggal saat dia lapar, saat dia makan sepotong roti tanpa apa pun di atasnya, di manakah Pengadilan Kriminal Internasional yang bisa menangani bagaimana anak-anak tersebut meninggal?” ujar Arafeh.

Baca Juga: Ingin Menggunakan Transportasi Umum ke Grand Indonesia? Begini Caranya

“Di mana umat Islam… dan para pemimpin dunia?” ia bertanya.

Israel mengatakan pihaknya menargetkan Hamas dan melakukan semua yang bisa dilakukan untuk meminimalkan kerugian terhadap warga sipil ketika mereka melancarkan perang melawan Hamas di daerah kantong Palestina yang berpenduduk padat.

Namun skala pembunuhan di Gaza dan situasi kemanusiaan yang mengerikan telah mengejutkan dunia dan memicu seruan untuk gencatan senjata.

Militer Israel mengatakan pasukannya telah membunuh banyak pejuang Hamas di wilayah selatan Khan Younis dan di Jalur Gaza tengah. Dikatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki laporan serangan di Rafah.

Baca Juga: Mahfud MD Janjikan Guru Ngaji Digaji Jika Menang di Pemilu 2024

Hamas mengatakan mereka telah menembaki sebuah helikopter Israel di Khan Younis, Gaza selatan.

Di Jalur Gaza tengah, warga melaporkan adanya baku tembak sengit dan penembakan tank serta serangan udara Israel di Al-Bureij, Al-Nusseirat dan Al-Maghazi, wilayah yang menampung pengungsi dan keturunan perang tahun 1948.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x