PR DEPOK - Israel melanjutkan operasi militer penuh di Gaza dengan rencana invasi darat ke Rafah, kota selatan enklaf tersebut. Tujuannya adalah menghancurkan sisa-sisa kemampuan militer Hamas.
Namun, rencana Israel ini menimbulkan kekhawatiran akan bencana kemanusiaan karena lebih dari satu juta warga Palestina terjebak di kota tersebut.
Meskipun mendapat kritik internasional dan peringatan dari Presiden AS Joe Biden, pemerintah Israel di bawah Benjamin Netanyahu tetap melanjutkan rencana serangan ke Rafah.
Baca Juga: Spoiler Drakor Marry My Husband Episode 15 Lengkap dengan Jam Tayang dan Link Streaming Sub Indo
Mereka berjanji akan memungkinkan warga sipil meninggalkan zona pertempuran sebelum serangan dimulai, namun belum ada rencana konkret untuk memindahkan lebih dari satu juta orang di reruntuhan enklaf tersebut.
Hamas, di sisi lain, bersikeras untuk terus bertempur, siap untuk perang panjang di Rafah dan Gaza. Mesir menutup perbatasannya dengan Gaza dan menolak rencana pengungsian warga Palestina ke wilayah mereka.
Dunia internasional terus berupaya mencari solusi untuk mengakhiri konflik ini, sementara ketegangan terus meningkat di kawasan tersebut.
Baca Juga: 10 Kuliner Bakso Paling Enak di Makassar, Punya Rating Diatas 4.0 dan Wajib Dicoba, Cek Alamatnya
Internasional Suarakan Kekhawatiran, Israel Lanjutkan Rencana Serangan
Meskipun mendapat kritik dari berbagai negara dan peringatan langsung dari Presiden AS Joe Biden, pemerintah Israel di bawah pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tetap memutuskan untuk melanjutkan rencana serangan ke Rafah.