Jadikan Penganutnya Budak Seks, Pemimpin Sekte Cabul NXIVM Divonis 120 Tahun Penjara

- 28 Oktober 2020, 10:28 WIB
Ilustrasi sekte.
Ilustrasi sekte. /Pexels

PR DEPOK - Pemimpin sekte NXIVM, Keith Raniere dijatuhi hukuman 120 tahun penjara pada Selasa, 27 Oktober 2020.

Pengikut sekte NXIVM diketahui terdiri dari sejumlah jutawan dan aktor Hollywood.

Raniere dijatuhi hukuman karena mengubah beberapa penganutnya menjadi budak seks yang dicap dengan inisial namanya termasuk gadis berusia 15 tahun.

Baca Juga: Temukan Endapan Metana Besar di Arktik Mulai Terlepas, Ilmuwan Cemas Bisa Percepat Pemanasan Global

Hakim Distrik Amerika Serikat, Nicholas Garaufis menyatakan bahwa Raniere sangat kejam dan pantang menyerah dalam kejahatannya yang begitu mengerikan karena telah menargetkan banyak gadis dan wanita muda.

Garaufis menjatuhkan hukuman yang luar biasa tinggi di pengadilan federal Brooklyn setelah mendengar pernyataan dari para korban perdagangan seks.

Pengakuan korban tersebut mengakibatkan Raniere dihukum tahun lalu, bersama dengan pernyataan terdakwa sendiri yang tidak menyesali perbuatannya.

Baca Juga: Dongkrak Ekonomi Masyarakat, Disperdagin Depok Gandeng Ojek Pangkalan Melalui Pasar Rakyat Online

“Saya yakin bahwa saya tidak bersalah atas tuduhan itu. Memang benar saya tidak menyesali kejahatan yang saya tidak lakukan sama sekali,” kata Raniere pada Rabu, 28 Oktober 2020 dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Associated Press.

Jaksa menuntut hukuman penjara seumur hidup, sedangkan pengacara pembela mengatakan bahwa Raniere harus menghadapi hukuman penjara 15 tahun.

Hukuman itu memuncak dalam beberapa tahun setelah terungkapnya program Raniere, NXIVM yang menggunakan biaya ribuan dolar AS untuk kursus perbaikan diri khusus undangan di kantor pusatnya dekat Albany, New York beserta cabangnya di Meksiko dan Kanada.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Masih Belum Stabil, Pemkot Depok Resmi Perpanjang PSBB Proporsional Pra-AKB

Penganutnya termasuk para jutawan dan aktor Hollywood sempat menyatakan kesediaannya menanggung penghinaan dan berjanji mematuhi dan tunduk pada terdakwa sebagai bagian dari ajarannya.

Seperti diketahui, NXIVM telah menjadi subjek dari dua serial dokumenter TV tahun ini, “The Vow” dari HBO dan serial Starz “Seduced: Inside the NXIVM Cult”.

Jaksa penuntut menyatakan bahwa Raniere (60) memimpin sebuah sekte yang dianggap melakukan tindakan kriminal.

Baca Juga: Prancis dan Muslim Memanas, Negara-negara Islam Kecam dan Lakukan Aksi Menolak Tuduhan Terorisme

Sekte tersebut dianggap menimbulkan rasa malu dan bersalah untuk memengaruhi dan mengendalikan rekan konspirator yang membantu merekrut dan merawat pasangan seksual untuk Raniere.

Ia dihukum atas tuduhan pemerasan, penyelundupan orang asing, perdagangan seks, dan menghalangi keadilan.

Jaksa penuntut menyebutkan bahwa di antara kejahatan lainnya, Raniere memulai hubungan seksual pada tahun 2005 dengan seorang gadis berusia 15 tahun dan mengurung remaja lain di sebuah kamar selama hampir dua tahun.

Baca Juga: Charlie Hebdo Terbitkan Kartun yang Diduga Hina Erdogan, Turki Sebut Ulah Gerakan Anti-Islam Macron

Raniere sendiri mendapat serangan keras dari mantan pengikutnya selama hukuman dalam kasus perdagangan seksnya.

India Oxenberg, putri aktor “Dynasty”, Catherine Oxenberg menyebutnya sebagai predator seks.

“Saya mungkin harus menghabiskan sisa hidup saya dengan inisial Keith Raneire yang ia sundut kepadaku,” tutur Oxenberg.

Baca Juga: Merasa Dikriminalisasi sebagai Tersangka, Bahar bin Smith Akan Minta Perlindungan Komisi III DPR

Mantan pengikut Raniere memberi tahu hakim bahwa selama bertahun-tahun Bronfman telah menggunakan kekayaannya untuk mencoba membungkam para pembelot NXIVM.

Menurut jaksa penuntut, pengikut Reniere memanggilnya “Vanguard”.

Untuk menghormatinya, kelompok itu membentuk perkumpulan rahasia yang terdiri dari budak perempuan yang dicap dengan inisial namanya dan diperintahkan untuk berhubungan seks dengannya.

Baca Juga: Banyak Isu Kekerasan yang Serang Pekerja Media, Komnas HAM: Mulai Ada Penyempitan Ruang Berpendapat

Para wanita tersebut juga dipaksa memberikan informasi yang memalukan tentang diri mereka sendiri yang dapat digunakan untuk melawan mereka jika mereka keluar dari kelompok itu.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x