Antisipasi Meluasnya Virus Corona di Jawa Barat, Ridwan Kamil: Karantina Wilayah Sedang Kita Bahas

29 Maret 2020, 19:59 WIB
GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil menjengku Wali Kota Bogor Bima Arya yang sedang menjalani isolasi karena positif corona.* //Situs Resmi Pemprov Jabar

PIKIRAN RAKYAT - Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Kang Emil mengatakan pihaknya hingga saat ini sedang mematangkan rencana lockdown atau karantina wilayah yang masuk zona merah penyebaran Virus Corona.

"Opsi lockdown atau karantina wilayah khususnya untuk zona merah ini sedang kita bahas, besok akan dirampungkan," kata Kang Emil, dalam siaran persnya Minggu, 20 Maret 2020 seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Kendati demikian, dirinya tetap menyerahkan keputusan lockdown atau karantina sejumlah wilayah di Jawa Barat kepada pemerintah pusat.

Baca Juga: Dampak Virus Corona, Industri Pariwisata Alami Kerugian Signifikan

"Tapi apapun itu saya selalu koordinasi dengan Pak Doni Monardo (kepala Gugus Tugas Penanganan COVID-19 red.) untuk meminta izin. Jadi, tidak boleh ada daerah yang melalukan lockdown tanpa izin pemerintah pusat," katanya.

"Jika dalam keselamatan warga itu para Lurah, RW, RT melakukan karantina kewilayahan saya kira argumentasi itu bisa diterima. Yang level kota, kabupaten dan provinsi itulah yang harus mendapatkan izin dari pemerintah pusat," ujarnya.

Terkait larangan mudik, mantan Wali Kota Bandung ini menginstruksikan seluruh ketua RT dan RW untuk mendata warganya yang sudah terlanjur pulang ke rumah dari perantauan.

Baca Juga: Berkebun di Rumah Bantu Halau Kebosanan Selama #Dirumahaja

Hal itu dilakukan agar individu yang baru mudik untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari karena berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Dirinya juga mengimbau masyarakat Jabar yang sedang merantau untuk tidak pulang kampung atau mudik terlebih dahulu.

Hal ini lantaran menurutnya orang yang mudik dari wilayah terpapar dapat membuat potensi penyebaran COVID-19 semakin luas.

Baca Juga: Update Virus Corona di Indonesia Minggu, 29 Maret 2020: 1.285 Positif, 64 Sembuh dan 114 Meninggal

"Banyaknya pemudik akan mempersulit pengaturan kami yang sudah kita maksimalkan di warga setempat. Kalau ditambah lagi dengan warga mudik yang kami tidak tahu histori kesehatannya dan datang dari daerah pusat pandemi seperti Jakarta, ini menyulitkan," lanjutnya.

Ridwan Kamil menjelaskan pihaknya saat ini sedang melakukan tes masif untuk memetakan persebaran dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

"Kalau ada yang mudik ini mempersulit peta lagi karena setiap pemudik yang mayoritas dari Jakarta kan otomatis dia jadi ODP, kalau dia sudah terpaksa datang ke Jabar maka dia wajib karantina mandiri," tuturnya.

Baca Juga: Stres Pikirkan Pandemi, Tanda Sesak Bisa Jadi Psikosomatis Bukan Virus Corona

Untuk melihat sejauh mana penerapan physical dan social distancing di Kota Bandung, dirinya melakukan inspeksi mendadak (sidak).

"Kemarin, dalam video yang viral, memang saya sedang inspeksi dan melihat, memang respons terhadap bekerja di rumah dan social distancing belum dilakukan secara maksimal," terangnya.

Dalam sidak tersebut, dirinya mencoba melihat respons masyarakat terkait rencana lockdown atau karantina wilayah.

Baca Juga: Putus Rantai Penyebaran Virus Corona, Jawa Barat Berikan Maklumat Larangan Mudik

"Jadi, waktu dites akan ada lockdown itu, untuk mengetes reaksi dari masyarakat dan ternyata biasa-biasa saja. Tapi, poinnya adalah persiapan ke arah sana sedang kita lakukan, namun keputusan tetap ada di pemerintah pusat," ucapnya.

"Kalau nanti waktunya tiba (lockdown wilayah) masyarakat jangan kaget dan tentunya harus kita persiapkan dengan baik," pungkasnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler