Ciptakan Aplikasi Anti Depresi, Pelajar di Bandung Terinspirasi dari Teman yang Idap Gangguan Mental

- 11 Desember 2020, 15:30 WIB
Farhan Mandito Wirarachman dan Ananda Safira Choirunissa, pelajar SMA Negeri 1 Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, berhasil ciptakan aplikasi kesehatan mental bernama Plong.
Farhan Mandito Wirarachman dan Ananda Safira Choirunissa, pelajar SMA Negeri 1 Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, berhasil ciptakan aplikasi kesehatan mental bernama Plong. /Disdik Jabar

PR DEPOK - Pelajar SMA Negeri 1 Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, berhasil menciptakan aplikasi kesehatan mental yang dapat membantu mengurangi risiko depresi yang diberi nama Plong.

Aplikasi tersebut bernama Plong, yang dibuat oleh Farhan Mandito Wirarachman dan Ananda Safira Choirunissa dan menjadi pembuktian inovasi pelajar di Jabar di tengah pandemi Covid-19.

Aplikasi itu juga mengantarkan Farhan dan Ananda meraih medali perak dalam Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) Tahun 2020 di bidang game dan aplikasi.

Baca Juga: Hasil Quick Count Paslon Machfud-Mujiaman Kalah, Golkar Semangati Kader dan Sukarelawan

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara, Ananda Safira mengatakan aplikasi tersebut hadir setelah melihat salah satu teman sekolahnya yang mengidap gangguan mental sehingga sulit untuk melakukan komunikasi.

"Awalnya itu, Plong terinspirasi pada temannya, founder kami ada yang mengidap gangguan mental. Kami memunculkan solusi dengan adanya aplikasi Plong, aplikasi kesehatan mental berbasis Android dan iOS," ujar Ananda.

Awalnya, Ananda mengaku kesulitan untuk membuat aplikasi tersebut di tengah pandemi Covid-19 yang memaksa mereka harus melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring karena mereka sulit untuk bertemu dan saling bertukar pikiran terkait gagasan inovasi tersebut.

Baca Juga: Pemerintah Belum Beri Belasungkawa untuk 6 Laskar FPI, Fadli Zon: Bagaimanapun Mereka Penerus Bangsa

"Itu karena kami membuatnya di tegah pandemi, sulit untuk komunikasi, sulit untuk menyatukan pemikiran. Tapi setelah ada kelonggaran, kita bertemu dan bertukar pikiran, tapi tentu kita juga terapkan protokol kesehatan," tuturnya.

Dirinya mengungkapkan, pembuatan aplikasi itu membutuhkan waktu sekitar tiga bulan, mulai dari membuat konsep hingga menerjemahkannya ke visual sejak Juli 2020.

Kini, aplikasi tersebut telah memasuki tahap penyempurnaan untuk bisa digunakan masyarakat menggunakan Android.

Baca Juga: Terima Donasi 14 Juta, Pria Ini Siarkan Langsung Insiden yang Tewaskan Sang Pacar yang Tengah Hamil

"Dan di sinilah aplikasi Plong diharapkan bisa menangani mereka yang gangguan mental dengan cara efektif karena menggunakan HP jadi bisa diakses dimana pun dan kapanpun," ucapnya.

Aplikasi tersebut memiliki beberapa fitur diantaranya mulai dari konseling, meditasi, relaksasi, jurnal bersyukur serta artikel kesehatan mental.

Selain itu, pihak sekolah pun memberikan dukungan penuh atas karya pelajar tersebut dengan melakukan kerjasama dengan tenaga medis dari Rumah Sakit Jiwa Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

Baca Juga: Sebut HAM Kalah dengan UU ITE, Haris Azhar: Ini Bentuk Terpojoknya Negara, Jangan Takut Dipidanakan!

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi, mengatakan lahirnya inovasi tersebut menjadi pelajaran berharga di tengah masa pandemi Covid-19 dengan dibatasinya berbagai aktivitas termasuk KBM tatap muka.

"Informasi dan telekomunikasi bukan lagi menjadi sebuah tawaran tapi itu sudah menjadi sebuah kebutuhan. Dengan pandemi ini kita berharap pola pembelajaran itu dengan status-status bahwa pembelajaran itu tidak harus berbicara dengan daring, tapi bagaimana menyampaikan pola kemampuan atau pengetahuan yang didapatkan dalam konteks yang faktual," ujar Dedi.

Dedi memberikan apresiasi terhadap pelajar SMAN 1 Cisarua yang mampu memanfaatkan waktu di tengah pandemi Covid-19 dengan menghadirkan aplikasi Plong yang dinilai sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Baca Juga: Desak Keadilan Kasus Penembakan Laskar FPI, Fadli Zon Usul Jokowi Bentuk Tim Gabungan Pencari Fakta

Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, kata Dedi, akan terus mendorong berbagai inovasi yang dilahirkan para pelajar.

"Tentunya kita harus dorong. Dinas pendidikan selalu menyampaikan agar sekolah mendorong para siswanya berinovasi agar muncul inovasi yang bermanfaat," tutur Dedi.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x