Baca Juga: Sinopsis Film Turbulence yang Tayang Malam Ini
Ketika ditanya mengapa arus penanganan cukup lambat dengan hanya 50 sampel per hari, Novarita menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sangat bergantung terhadap keberadaan laboratorium di RSUI.
Kalau alat-alat penunjang PCR tersebut sudah memadai maka proses pengujian spesimen bisa lebih cepat.
"Jadi diperkirakan bisa menyelesaikan berapa, jadi tergantung dari RSUI-nya," ujar dia.
Saat ini kata dia, ada dua rumah sakit yang tengah berproses untuk melengkapi standar kebutuhan penunjang laboratorium.
Baca Juga: Revisi Aturan PSBB, Wali Kota Depok Akan Beri Sanksi Tegas Berupa Pidana
Dua di antaranya adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Rumah Sakit Citra Arafiq. Untuk RS Citra Arafiq masih menunggu hasil verifikasi dari pemerintah provinsi Jawa Barat.
Biaya, kendala utama untuk memberdayakan RS Swasta
Novarita menuturkan pihaknya tidak bisa serta merta melakukan kerja sama dengan RS Swasta yang memiliki laboratorium karena masalah pembiayaan.
Saat ini pihaknya baru memberdayakan dua rumah sakit yaitu RS UI dan RS Bhayangkara Brimob untuk kemudian difungsikan.