Komnas HAM Absen Saat Rekonstruksi Insiden Polisi-FPI, Ferdinand: Tidak Profesional, Sebaiknya...

15 Desember 2020, 06:00 WIB
Mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. /Instagram/@ferdinand_hutahaean./

PR DEPOK - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dilaporkan tidak turut menghadiri proses rekonstruksi kasus baku tembak antara polisi dan laskar Front Pembela Islam (FPI).

Seperti diketahui, proses rekonstruksi untuk kasus tersebut digelar di Tol Jakarta-Cikampek KM 50, Karawang, Jawa Barat, Minggu 13 Desember 2020 malam hingga Senin 14 Desember 2020 dini hari.

Berdasarkan kabar yang dihimpun, dalam proses rekonstruksi tersebut digelar tim gabungan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri dan Polda Metro Jaya.

Baca Juga: 3 Anggota DPR Pasang Badan untuk Penangguhan Penahanan, Kuasa Hukum HRS: Sangat Hormati, Tapi...

Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, M Choirul Anam memberikan keterangan terkait tidak hadirnya pihaknya dalam proses rekonstruksi tersebut.

Dikatakan Anam, Komnas Ham tidak bisa hadir karena sedang mengonsolidasi temuan sementara penyelidikan dari berbagai sumber.

"Hasil olah TKP yang telah dilakukan selama 2 hari kemarin masih didalami. Tim kami juga sedang mempersiapkan pengambilan keterangan pihak PT Jasa Marga dan Polda Metro Jaya," ucap Anam.

Tampaknya, ketidakhadiran Komnas HAM dalam proses rekonstruksi kasus tersebut ditanggapi oleh mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.

Baca Juga: Luhut Sebut Jokowi Tidak Bersedia Disuntik Vaksin Covid-19 Lebih Dulu, Begini Tanggapan Refly Harun

Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3, ia mengkritik kinerja Komnas HAM akibat dari ketidakhadiran pada proses rekonstruksi kasus tewasnya 6 laskar FPI tersebut.

Lebih lanjut, Ferdinand pun mengaku kecewa dan menilai lembaga independen tersebut tidak profesional.

"Komnas HAM ini tidak profesional," ujar Ferdinand seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com, Selasa 15 Desember 2020.

Ia menyebutkan bahwa rekonstruksi kasus tewasnya 6 laskar FPI itu sangat penting demi membuktikan banyak kebenaran.

Baca Juga: Jadi Saksi Kasus Penembakan 6 Laskar FPI, Wartawan Edy Mulyadi Diperiksa Bareskrim Polri

"Rekonstruksi kejadian perkara itu sangat penting karena mengandung banyak hal yang akan membuktikan banyak kebenaran, baik keterangan saksi maupun aparat," ucapnya menambahkan.

Masih dalam cuitan yang sama, Ferdinand pun mengatakan bahwa jika cara kerja Komnas HAM seperti itu, maka lebih baik Komnas HAM tidur saja.

"Kalau begini cara @KomnasHAM bekerja, sebaikya tidur saja.!," katanya mengakhiri.

***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @FerdinandHaean3

Tags

Terkini

Terpopuler