Bengkulu Diguncang Rentetan Gempa Tektonik Kerak Dangkal, BMKG: Dipicu Aktivitas Sesar Besar Sumatra

17 Desember 2020, 16:53 WIB
Pantauan gempa di Bengkulu. /ANTARA/HO-BMKG./

PR DEPOK - Wilayah Curup, Rejang Lebong, Bengkulu, diguncang rentetan gempa tektonik jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake).

Rentetan gempa tersebut dimulai sejak Rabu, 16 Desember 2020 dan terus berlanjut hingga Kamis, 17 Desember 2020.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan hal tersebut di Jakarta, Kamis, 17 Desember 2020.

Baca Juga: Amien Rais Minta Kapolri Bebaskan Habib Rizieq, Sindiran Ferdinand: Semakin Lucu Orang-orang Ini!

"Gempa yang terjadi berupa rentetan sejak tadi malam 16 Desember 2020 pukul 23.19.16 WIB berkekuatan 3,0 dengan kedalaman 3 kilometer. Sejak itu rentetan gempa terus terjadi dan enam gempa di antaranya dilaporkan guncangannya dirasakan warga," ucap Daryono.

Total telah tercatat 10 kali gempa, dan hingga siang ini BMKG masih mencatat gempa pukul 11.20.50 WIB dengan kekuatan 3,3. Bisa jadi aktivitas ini masih akan berlanjut, untuk itu masyarakat diimbau waspada.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara, Daryono mengatakan gempa dipicu aktivitas Sesar Besar Sumatra tepatnya pada Segmen Ketaun. Sesar ini memiliki magnitudo tertarget 7,3 dengan laju geser 12 milimeter per tahun. Jalur sesar ini di sebelah timur Curup, ke utara melalui Muba hingga Muaraaman.

Baca Juga: Aksi 1812 Desak Pembebasan HRS Digelar Jumat Besok, Polda Metro Jaya Tegaskan Tak Beri Izin

Di wilayah tersebut sudah beberapa kali terjadi gempa kuat dan merusak dipicu aktivitas sesar aktif. BMKG mencatat setidaknya sudah terjadi empat kali gempa kuat dan merusak hingga menimbulkan korban jiwa.

Gempat tersebut, yaitu pada 15 Desember 1979 magnitudo 6,0 merusak 3.600 rumah dan empat orang meninggal dunia. Pada 15 Mei 1997 magnitudo 5,0 merusak 65 rumah. Kemudian pada 28 Oktober 2014 magnitudo 3,6 merusak 12 rumah dan dua tempat ibadah

Selanjutnya pada 15-20 Oktober 2017 terjadi rentetan gempa delapan kali gempa kecil magnitudo 2,5-3,5 yang menyebabkan beberapa rumah mengalami kerusakan ringan.

Baca Juga: Habiskan 282 Juta untuk Game Online, Anak Berusia 6 Tahun Bayar Tagihan Pakai Kartu Kredit Orang Tua

Aktivitas sesar aktif memang patut diwaspadai, karena dalam peristiwa gempa meskipun kekuatannya kecil di bawah 5,0 jika kedalamannya sangat dangkal dapat menimbulkan kerusakan, apalagi didukung kualitas bangunan dengan mutu rendah, tidak mengacu aturan bangunan tahan gempa.

"Jadi, faktor terpenting dalam menyelamatkan nyawa dan mengurangi kerugian akibat gempa adalah mengadopsi dan menegakkan aturan bangunan gempa, disamping tata ruang dengan cara menjaga jarak bangunan dari jalur sesar aktif," ujar Daryono.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler