Fadli Zon 'Tantang' Gus Yaqut Debat Soal Populisme Islam, Gus Mis: Sepintar Apa Sih? Keliatan...

28 Desember 2020, 14:33 WIB
Gus Mis (kiri) mengomentari ajakan debat Fadli Zon (kanan) kepada Menag Gus Yaqut soal populisme Islam. /ANTARA/HO-Dok Pribadi dan Twitter/@fadlizon./

PR DEPOK – Baru-baru ini, Politisi Partai Gerindra Fadli Zon menyatakan bahwa dirinya siap mengajak Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut untuk berdebat.

Fadli Zon melontarkan pernyataan tersebut lantaran menurutnya masih ada kejanggalan perbedaan kata “populisme” dan “populisme Islam” dalam ucapan yang ditegaskan Gus Yaqut.

Dia juga mempertanyakan alasan Gus Yaqut mengurusi persoalan itu, yang kemudian dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai Menag.

Baca Juga: Sebut Penolakan Laporan Balik Munarman FPI Bukan Diskriminatif, Pakar: Polisi Punya Dasar Hukum

“Ayo kita berdebat di ruang publik apa itu “populisme”, “populisme Islam” dan apa urusannya Menag ngurusi ini. Apa tupoksinya?” ujar Fadli Zon di akun Twitter pribadinya @fadlizon.

Ajakan beradu argumen terkait isu agama tersebut pun lantas menarik banyak perhatian publik. Salah satunya dari intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU, Zuhairi Misrawi atau akrab disapa Gus Mis.

Gus Mis menilai bahwa ajakan berdebat Fadli Zon untuk Menag justru memperlihatkan bahwa dirinya tidak memiliki wawasan yang lebih luas.

Baca Juga: Soroti Soal Ponpes HRS, Refly: PTPN Justru Berpotensi Rugikan Negara Jika Terbukti Telantarkan Tanah

Hal itu dinilai Gus Mis melalui akun Twitter pribadinya @zuhairimisrawi pada Senin, 28 Desember 2020 yang sekaligus menyebut akun Gus Yaqut.

“Fadli Zon ngajak berdebat dengan Menag @YaqutCQoumas tentang Populisme Islam. Fadli Zon ini sepintar apa sih? Kelihatan sekali dia ini tidak mengerti Populisme Islam,” kata Gus Mis sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Sebelumnya, Gus Yaqut menegaskan dan mengajak masyarakat di Tanah Air agar menjadikan agama sebagai sebuah inspirasi bukan aspirasi.

Baca Juga: Sebut Somasi Ponpes HRS di Megamendung Keliru, Maiyasyak Johan: PTPN Potensial Jadi yang Tertuduh

"Kita merasakan beberapa tahun belakangan agama sudah atau ada yang menggiring agama menjadi norma konflik,” ujarnya.

Dalam bahasa paling ekstrem, kata dia, siapapun yang berbeda keyakinannya, dianggap lawan atau musuh.

"Itu norma yang kemarin sempat berkembang atau bahasa lainnya populisme Islam," katanya menambahkan.

Pemerintah dan semua elemen masyarakat diyakininya tidak ingin populisme Islam tersebut terus berkembang, karena dapat mengganggu kebinekaan Indonesia.

Baca Juga: Soal Gibran-Puan Diduga Terseret Korupsi Bansos, Neno Warisman: Masih Dugaan, Tetap Harus Hati-hati!

Untuk itu, Gus Yaqut menegaskan agama harus dijadikan sebagai sumber inspirasi bukan aspirasi.

Sebab, bila agama dijadikan sumber aspirasi dan dilakukan oleh orang-orang yang tidak tepat, bisa berbahaya.

Secara umum, ia mengatakan Indonesia berdiri dengan penuh keberagaman mulai dari agama Islam, Katolik, Kristen, Budha, Hindu dan Konghucu.

Oleh karena itu, lanjut dia, bila ada pihak-pihak yang ingin menghilangkan salah satu atas dasar agama, hal itu sama saja tidak mengakui Indonesia.

Baca Juga: Fahri Hamzah Beri Amplop Kosong Honor Terakhir ILC, Fadli Zon: Tak Apa, Saya Simpan sebagai Saksi

"Indonesia berdiri antarkultur dan budaya maupun agama yang ada di Indonesia ini," ucap dia.

Gus Yaqut menambahkan, bila tetap masih ada pihak-pihak yang demikian, sebagai Menteri Agama yang baru saja dilantik, ia akan melawannya.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @zuhairimisrawi

Tags

Terkini

Terpopuler