Seluruh RS di Jawa dan Bali Terancam Kolaps, Rocky: Ini Kejahatan, Presiden Harusnya Tak Berduka

29 Januari 2021, 16:55 WIB
Rocky Gerung (kiri) yang mengkritik Presiden Jokowi (kanan). /Kolase foto dari YouTube Rocky Gerung Official dan Twitter @KemensetnegRI

PR DEPOK – Pengamat politik sekaligus filsuf, Rocky Gerung, memberikan tanggapan terkait dengan kabar terancam kolapsnya seluruh rumah sakit di Pulau Jawa dan Bali.

Kabar ini terkuak usai Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) mengatakan bahwa jika dalam sepekan ke depan angka positif Covid-19 tak kunjung turun, maka RS terancam jatuh.

Kabar ini lantas ditanggapi oleh anggota Ombudsman RI, Alvin Lie, yang menyampaikan bahwa jika yang dikatakan PERSI itu benar, maka Indonesia saat ini sedang dalam ancaman besar.

Baca Juga: Kepergok Lakukan Hubungan Seksual, Pasangan Gay di Aceh Dihukum Cambuk 80 Kali

“Jika benar demikian, kita sudah diujung tanduk. Krisis besar mengancam,” tulis Alvin Lie melalui akun Twitter pribadinya.

Sementara itu, Rocky Gerung sendiri menilai bahwa adanya ancaman krisis besar dan melonjaknya angka Covid-19 ini sebenarnya telah diprediksi oleh para epidemiologist jauh-jauh hari.

"Jadi sebetulnya ini bukan sesuatu yang tiba-tiba ada di depan mata, tetapi hal yang sudah mulai dicicil oleh keburukan kebijakan. Jadi keburukan kebijakan mencicil kolapsnya ini. Jadi kita bisa katakan, ini kolaps yang memang sebetulnya by design (dengan sengaja)," ujar Rocky Gerung dalam dialognya bersama Hersubeno Arief, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal Youtube miliknya.

Baca Juga: Sinopsis Oldboy, Kisah Seorang Pria Mencari Tahu Sebab Dirinya Diculik dan Dikurung Selama 20 Tahun

Menurutnya, terancam kolapsnya seluruh RS di Jawa dan Bali dapat dikatakan sebagai kejahatan terselubung lantaran tidak dilakukan persiapan dengan matang.

Hal ini, katanya, berbeda dengan bencana alam seperti gunung merapi yang meletus atau tsunami yang bisa terjadi secara tiba-tiba.

Sementara itu, terkait dengan RS yang terancam kolaps ini, lanjut Rocky, sebetulnya peluang atau probabilitasnya telah dihitung oleh para dokter dan ahli kesehatan, bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun telah membuat ekstrapolasi atau perluasan data Covid-19.

Baca Juga: Pertanyakan Klaim Jokowi Soal Keberhasilan Tangani Pandemi, Sosiolog: Kok Bisa-bisanya Klaim Begitu Ya?

“Jadi sebetulnya kolapsnya itu betul-betul kita paham dari awal, yang gak paham itu justru kekuasaan, pejabat pemerintah, presiden, karena dianggap sebagai hal yang enteng. Kan ini masalahnya presiden itu kehilangan sense of reality, dia nggak punya lagi kemampuan untuk mengetahui bahwa dia adalah bagian dari kebijakan yang buruk,” lanjutnya.

Rocky Gerung lantas menyinggung kembali soal pernyataan Jokowi yang berduka atas kasus Covid-19 yang menembus angka 1 juta.

Padahal, katanya, presiden tidak tahu bahwa duka tersebut disebabkan oleh kebijakan buruk yang dibuatnya sendiri.

Baca Juga: Beda Rasisme Ambroncius dan Dugaan Hinaan Pigai ke Suku Jawa, Teddy: Itu Bukan ke Orang Tapi ke Sukunya!

“Seolah-olah presiden jadi seperti saya (yang) mengatakan ‘oke saya ikut berduka’, loh presiden tidak boleh berduka seharusnya kalau dia bisa cegah ini,” sambung Rocky.

Lebih lanjut, pengamat politik itu menuturkan, seharusnya presiden tidak bertindak seolah sebagai komentator yang hanya mengatakan turut berduka.

Jokowi, kata Rocky, justru adalah perencana dari kekacauan yang terjadi di Indonesia saat ini.

Baca Juga: Viral Foto Antrean Ambulans Pembawa Jenazah Covid-19, Koalisi Warga: Siapa yang Akan Dituntut di Alam Kubur?

“Pemimpin bukan sekedar mengucapkan bela sungkawa, dia mesti mengevaluasi dirinya. Jadi dia mengevaluasi Covid, tapi tidak mengevaluasi dirinya, kan itu soalnya,” papar Rocky Gerung.***

 

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: YouTube Sobat Dosen

Tags

Terkini

Terpopuler