PR DEPOK - Hubungan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan partai pengusungnya di Pilkada 2017 yakni Gerindra, belakangan menjadi sorotan publik usai diminta mengundurkan diri dari jabatannya oleh politisi partai Gerindra, Ali Lubis.
Disampaikan melalui cuitan di Twitter miliknya, Ketua DPC Partai Gerindra Jakarta Timur itu meminta Anies Baswedan mundur lantaran dinilai sudah tak sanggup lagi menangani penyebaran kasus Covid-19 di Jakarta.
“Jika sudah tak sanggup, sebaiknya mundur saja dari Jabatan Gubernur..simple kan @aniesbaswedan @DKIJakarta,” kata Ali Lubis.
Isu keretakan hubungan Anies Baswedan dengan Partai Gerindra juga ditengarai rencana revisi UU Pemilu yang akan merubah ketentuan untuk menggelar Pilkada pada 2022 dan 2023.
Jika disepakati DPR, Anies Baswedan yang tanpa jabatan selama dua tahun sebelum Pilpres 2024 dinilai sejumlah pihak akan kehilangan panggung karena masa jabatannya di DKI akan habis pada 2022.
Di tengah isu yang beredar, Anies Baswedan dikabarkan telah bertemu dengan pimpinan partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Pertemuan yang berlangsung di kantor Prabowo Subianto itu disebut-sebut untuk menjawab sejumlah isu yang berkembang belakangan ini.
Akan tetapi, anggapan tersebut dibantah tegas oleh Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria atau yang akrab disapa Ariza.
Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara, Ariza mengatakan sejauh ini tidak ada masalah antara Prabowo Subianto dengan Anies Baswedan. Dia juga menegaskan hubungan keduanya sejauh ini baik-baik saja.
"Hubungannya baik ya, nggak ada masalah, Pak Prabowo dengan semua, dengan Pak Anies dengan Pak Sandiaga Uno dengan yang lainnya, baik," kata Riza di Jakarta, Jumat 5 Januari 2021 kemarin.
Lebih lanjut, Riza juga membantah bahwa Prabowo Subianto telah meminta Anies Baswedan untuk menemuinya.
"Nggak ada, gak ada dipanggil," kata Riza menambahkan.
Terkait pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Anies Baswedan, Riza menerangkan bahwa pertemuan itu dalam rangka pembangunan Indonesia yang lebih baik pertemuan antar tokoh seperti itu sangat wajar dilakukan.
"Kalau pertemuan-pertemuan antara para pemimpin itu di mana saja biasa ya. Jadi, saya kira gak ada masalah," kata Riza.***