PR DEPOK - Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Umar Hasibuan atau Gus Umar baru-baru ini mengomentari sikap dari Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika, Prof Henry Subiakto yang kedapatan menyebarkan konten hoaks di media sosialnya.
Alih-alih minta maaf karena telah menyebarkan konten hoaks, Henry Subiakto diketahui malah berkilah ketika ditegur banyak pihak terkait kesalahannya tersebut.
Menanggapi hal itu, Gus Umar tampak heran dengan Henry Subiakto, yang dengan mudahnya beralasan untuk membela diri.
"Sebarin hoax lalu dihapus dan dgn entengnya dia bilang ekspriment," kata Gus Umar seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @UmarAlChelsea75 pada Jumat, 2 April 2021.
Menurut Gus Umar, Henry Subiakto sebagai salah satu guru besar di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya tersebut semestinya malu bersikap semacam itu.
"Gak malu dgn gelar profesor yg dia bangga2kan," ucap Gus Umar mengakhiri cuitannya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, pada Rabu, 31 Maret 2021, Henry Subiakto sempat mengunggah konten yang menampilkan seseorang tengah berkelahi di gerbong kereta.
Dalam keterangan unggahan itu, Henry menjelaskan bahwa salah satu pria yang dihajar dalam video merupakan salah satu orang Indonesia yang terkena rasisme di Amerika Serikat (AS).
Namun, unggahan yang kini telah dihapus tersebut mendapatkan komentar dari akun @raviopatra yang menyatakan bahwa video tersebut hoaks atau palsu.
Akun @raviopatra mengingatkan Henry agar lebih teliti memeriksa suatu informasi sebelum diunggah ke media sosial.
Pernyataan akun @raviopatra tersebut lantas menuai banyak komentar dari publik yang tak habis pikir dengan sikap Henry selaku Staf Ahli Menteri Komunikasi itu.
Setelah ramai diperbincangkan warganet, Henry akhirnya memberikan pernyataan bahwa konten hoaks tersebut sengaja ia unggah Twitter untuk eksperimen.
"Sy justru kdg sengaja bereksperimen, apa yg sdh tersebar ckp lama di bnyk WA group & FB, saat sy coba naikkan ke twitter, ternyata reaksi di twitter itu lbh cepat dlm mengoreksi content, terutama pd akun yg jelas pemiliknya. Hanya sejam sdh bnyk yg ngoreksi. Baguslah. Thanks," kata Henry melalui akun @henrysubiakto.
Selain itu, Henry juga mengaku tengah mengamati perilaku warganet dalam menanggapi konten hoaks.
Dia menjelaskan bahwa ternyata konten hoaks itu membuktikan kekritisan warganet, khususnya di Twitter ketika menemukan konten hoaks dan cenderung keras ketika menyerang kekeliruan yang terjadi tersebut.
"Jika content itu mudzarot ya dihapus sj. Dan ternyata di twitter bnyk akun yg senang saat nemu kekeliruan. Ya monggo. Sy ngetwit sekaligus mengamati & merasakan. Jd mkn terbukti di medsos bnyk org bersemangat utk kritis & cenderung keras serang orang tanpa takut resiko," ucapnya menjelaskan.***